REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo menilai selama ini pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berlangsung belum bermakna. Heru menilai, pembelajaran yang bermakna adalah ketika guru mengajarkan pengetahuan yang mengaspirasi siswanya.
"Dengan aspirasi yang muncul itu menumbuhkan keterampilan untuk berpikir," kata Heru, dalam diskusi daring, Kamis (7/5).
Selama PJJ, guru perlu membimbing siswa untuk membangun nilai-nilai dari balik materi yang diajarkan. Heru menjelaskan, akhirnya hal itu menumbuhkan keterampilan siswa untuk bersikap.
Di dalam mengembangkan siswa, keterampilan bersikap memiliki poin yang lebih penting dari keterampilan pengetahuan. "Artinya, dalam menumbuhkan kecerdasan siswa baik keterampilan, kemampuan dan bersikap, lebih banyak kemampuan bersikap yaitu perbandingannya 2:1," kata Heru menambahkan.
Berdasarkan survei yang dilakukan FSGI, 93 persen guru yang menjadi responden menggunakan media daring berbasis teks untuk memberikan tugas. Sehingga, perintah-perintah kemudian mengalir terus dan akhirnya memberatkan siswa.
"Jadi, apa yang saya maksud dengan pembelajaran bermakna bahwa siswa dibimbing mengaspirasi, menanamkan nilai-nilai, kemudian membantu dirinya dalam pembelajaran jarak jauh itu. Namun, masih minim sekali dan belum bisa dikategorikan pembelajaran bermakna," kata dia lagi.