REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu SMK berbasis pondok pesantren di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah telah menjadi mitra dalam pelaksanaan program pelatihan kartu pra kerja. Sekolah itu yakni SMK Balekambang Jepara.
Koordinator Perhimpunan Pengasuh SMK Ponpes KH Miftahudin mengatakan program tersebut tidak hanya melibatkan pemilik platform digital raksasa saja. SMK berbasis pondok pesantren juga bisa menyediakan konten pelatihan pra kerja.
"Tidak benar kalau pelatihan Pra Kerja hanya dinikmati platform digital besar. Sebagian besar justru dinikmati sama pembuat modul, konten dan lembaga pelatihan termasuk SMK berbasis Ponpes,” ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Jumat (8/5).
Menurutnya SMK Ponpes lebih memilih kerja sama dan kolaborasi dengan platform Sekolahmu karena persyaratan lebih simpel, bersedia mendampingi sekolah tidak hanya membuat modul dan konten bagi guru. Sekaligus juga link dengan dunia usaha dan industri.
“Kami berkepentingan dengan Kartu Pra Kerja. Sebab salah satu parameter keberhasilan sekolah vokasi kayak kami adalah menyalurkan para alumni ke dunia kerja dan dunia usaha,” ucapnya.
KH Miftahudin menjelaskan melalui kartu pra kerja, pemerintah memberikan skill up bagi alumni yang menjadi peserta, dan pihak Sekolahmu membantu mencarikan link dengan dunia usaha dan dunia industri.
“Jadi tidak ada monopoli dari digital platform. Sebab semangatnya kolaborasi dan saling mengisi baik pelatihan secara online seperti saat ini atau offline pada nantinya pasca Covid 19,” jelasnya.
Sementara Anggota Fraksi Golkar Nusron Wahid menambahkan bentuk kolaborasi ini merupakan energi positif di tengah berita miring tentang pelaksanaan kartu pra kerja.
"Siapa bilang Kartu Pra Kerja hanya dinikmati segelintir platform digital? Buktinya SMK Ponpes sekolah kejuruan dan vokasi. Kuncinya harus punya produk. Justru pengelola SMK merasa terbantu, karena ada yang membantu kurasi sehingga lebih mendekati ke dunia industri secara lebih nyata,” ucapnya.
Dikatakan Nusron, program Kartu Pra Kerja merupakan program Presiden Jokowi yang dapat mengisi ruang kosong di tengah-tengah pendemi Covid 19.
“Peserta dapat insentif uang untuk mengurangi beban hidup dan dapat skill untuk persiapan kerja atau usaha. Di tengah susah ini kita tidak boleh berhenti melatih SDM kita agar lebih produktif dan kompetitif," katanya.
Menurutnya apabila ada pihak yang masih nyinyir dengan program ini karena belum paham dan mempunyai tendensi negatif terhadap niat baik pemerintah.
“Platform digital itu hanya tampilan dari lembaga pelatihan dan sekolah vokasi yang menyediakan modul dan sarana pelatihan. Jadi biaya pelatihan itu jatuh ke lembaga pelatihan. Kalau pkatform itu hanya biaya tampilan yang sifatnya bussiness to bussines," ucapnya.