REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti University of Glasgow di Skotlandia menemukan bahwa pasien Covid-19 mungkin memiliki dampak kesehatan yang bertahan lama. Faktanya, rata-rata pria bisa kehilangan sekitar 13 tahun hidupnya, dan wanita 11 tahun.
Para peneliti mengutip data yang disediakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan menghitung rata-rata waktu seseorang akan hidup jika mereka tidak meninggal setelah terinfeksi virus corona.
Penelitian ini masih menunggu ulasan, dan masih belum diketahui apakah virus corona baru dapat memicu kondisi kesehatan buruk untuk jangka panjang. Para peneliti telah menemukan bahwa diagnosis Covid-19 mungkin memiliki konsekuensi yang lebih merugikan daripada yang diperkirakan.
“Covid-19 tidak membunuh orang-orang yang sudah hampir mati, alih-alih mengklaim nyawa banyak orang lebih dari satu dekade,” dilansir dari Business Insider Singapore pada Senin (11/5).
Per 1 Mei, virus corona telah membunuh lebih dari 213.000 orang dan menginfeksi lebih dari 3,1 juta di seluruh dunia, tetapi ada sangat sedikit informasi di sekitar apakah virus ini memiliki dampak kesehatan jangka panjang. Bahkan, masih ada banyak misteri seputar asal-usul, penularan, dan hasil dari penyakit.
Para ahli dari Universitas Glasgow menggunakan pengukuran statistik yang disebut 'tahun-tahun hilangnya nyawa yang potensial' atau rata-rata waktu seseorang akan hidup jika mereka tidak mati karena peristiwa kesehatan seperti pandemi Covid-19. Mereka meningkatkan data kesehatan dan WHO, dan mereka juga memperhitungkan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan yang mendasari ketika membuat perkiraan mereka.
Seorang dosen klinis senior dan ketua peneliti dari studi virus Corona University of Glasgow, David McAllister, sebelumnya mengatakan bahwa temuannya menyatakan virus corona memiliki dampak jangka panjang yang sama dengan penyakit jantung koroner, di mana tingkat harapan hidup Anda juga akan menurun.
Khususnya, penelitian ini sedang menunggu ulasan sejawat, di mana para ahli lain yang bekerja di bidang yang sama akan mengevaluasi dan memverifikasi keakuratan temuannya. Meskipun tidak ada yang benar-benar tahu apakah virus Corona memiliki dampak terhadap kerusakan kesehatan yang bertahan lama, beberapa kasus awal di China mencatat penurunan fungsi paru-paru di antara pasien yang pulih.
Selain itu, orang yang memiliki gumpalan darah atau kondisi medis yang sudah ada sebelumnya juga menghadapi risiko lebih tinggi untuk kerusakan jangka panjang.