Rabu 13 May 2020 15:08 WIB

Ekor Komet Swan Bisa Dilihat Sampai 20 Mei

Ekor komet akan terlihat jelas dengan mata telanjang sebelum matahari terbit.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Observatorium Astronomi Itera Lampung  berhasil mengabadikan kemunculan Komet C/2020 F8 (Swan) dalam pengamatan teleskop Lunt Engineering 80 ED, jenis refraktor doublet akromatik pada Rabu (6/5) pukul 04.55.
Foto: dok. Humas Itera
Observatorium Astronomi Itera Lampung berhasil mengabadikan kemunculan Komet C/2020 F8 (Swan) dalam pengamatan teleskop Lunt Engineering 80 ED, jenis refraktor doublet akromatik pada Rabu (6/5) pukul 04.55.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Komet Swan akan melewati dekat orbit Bumi dan muncul di langit pagi di cakrawala Utara-Timur. Komet ini digadang-gadang sebagai komet terbaik yang dapat dilihat dengan mata telanjang dalam beberapa waktu belakangan ini.

Menurut para astronom, komet dapat dilihat mulai pukul 4.30 pagi hingga 5.00 pagi di cakrawala Timur selama beberapa hari mulai dari hari Rabu (13/5). Menurut Direktur Planetarium Jawaharlal Pramod G Galgali, ekor komet akan terlihat jelas dengan mata telanjang sampai 20 Mei.

Baca Juga

"Karena komet hanya dapat dilihat menjelang waktu matahari terbit, ia menjadi buram dan tidak terlihat saat kita bergerak mendekati jam matahari terbit. Karenanya, setengah jam pertama akan menjadi waktu yang ideal untuk melihat komet," jelas Galgali dilansir di Deccan Herald, Rabu (13/5).

Komet ini akan melewati dekat ke orbit Bumi pada jarak 83,3 juta km. Sesuai pendapat astronom, komet akan lewat dengan kecepatan 40 hingga 50 km per detik.

Menurut Galgali, sangat jarang kita bisa melihat komet dengan mata telanjang. Komet Swan juga dipuji di seluruh dunia sebagai komet terbaik untuk dilihat dalam beberapa tahun.

"Orang bisa melihatnya tanpa bantuan alat teleskopik apa pun. Ia memiliki besaran 5,7 dan dapat terlihat dekat dengan konstelasi Pisces," jelasnya.

Saat melewati Matahari, komet Swan, yang diberi energi oleh radiasi ultraviolet Matahari, mewarnai tata surya.

"Senyawa karbon bersama dengan ekornya bersinar dalam warna cyan kebiruan sementara itu akan menyala hijau di sekitar intinya," kata Galgali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement