REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baik disadari maupun tidak, perubahan kegiatan sehari-hari menjadi #dirumahaja selama masa pandemi Covid-19 ini membuat masyarakat ngemil secara berlebih. Tak jarang, timbul kekhawatiran akan efeknya nantinya.
Pada dasarnya orang Indonesia memang suka ngemil, bahkan 23 persen lebih banyak daripada rata-rata global, seperti diungkapkan melalui sebuah studi konsumen bertajuk ‘The State of Snacking’ yang dilakukan di Indonesia dan 11 negara lainnya. Selain itu, hasil studi dari Mondelez Internasional tersebut juga menjelaskan bahwa rata-rata orang Indonesia bergantung pada camilan untuk memenuhi kebutuhan mental dan emosional.
Psikolog Klinis, Tara De Thouars mengamini bahwa kebiasaan ngemil berlebih memang sangat rentan terjadi selama #dirumahaja di masa pandemi ini. "Hal tersebut dipicu oleh rasa bosan atau kondisi emosi tidak stabil dikarenakan perubahan kebiasaan yang mendadak, ataupun ketakutan akan pandemi itu sendiri. Cara ngemil seperti ini lebih dikenal dengan sebutan emotional eater.
“Saat tekanan emosional hadir, tubuh seolah memberikan sinyal yang mirip seperti rasa lapar. Sebenarnya sinyal tersebut hanyalah respon terhadap perasaan yang menjadi pelarian dari emosi negatif. Jika dorongan tersebut terus diikuti, tentu tubuh akan kelebihan asupan dan tentunya akan semakin beresiko jika dilakukan secara berulang,” ungkap Tara dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (14/5).
Ia menambahkan menyadari apa yang kita cemil, dan mengkonsumsinya dengan penuh perhatian adalah inti dari ngemil lebih bijak. Masyarakat dapat menerapkannya sehari-hari dengan tiga langkah sederhana. Pertama, kenali isyarat tubuh mengapa Anda ingin ngemil, misalnya apakah karena lapar ataukah perlu untuk mengembalikan mood. Kemudian Anda bisa memilih apa camilan yang tepat berdasarkan isyarat tubuh tersebut, tentunya dengan memperhatikan porsi camilan dan waktu ketika Anda ngemil.
Ketiga, perhatikan bagaimana Anda ngemil, dengan memaksimalkan semua indera Anda, karena Anda akan dapat mengenali isyarat tubuh, kapan harus berhenti ngemil. "Oleh karenanya, sebaiknya ngemil tidak dilakukan sambil berkegiatan lain, misalnya main gadget,” ungkap Khrisma Fitriasari selaku Head of Corporate Communication Mondelez Indonesia.