Senin 25 May 2020 11:41 WIB

Data Baru Ungkap Misteri Atmosfer di Pluto

Kabut di Pluto terbuat dari partikel yang kecil,lebih tipis dari rambut manusia.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Gambar resolusi tinggi dari lapisan permukaan atmosfer Pluto yang berwarna biru.
Foto: nasa
Gambar resolusi tinggi dari lapisan permukaan atmosfer Pluto yang berwarna biru.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK  -- Pluto merupakan salah satu obyak di tata sutya yang paling sering memicu perdebatan. Pluto ditemukan pada 1930 oleh Clyde Tombaugh.

Pada bulan Agustus 2006, organisasi astronomi internasional menghilangkan Pluto sebagai anggota planet di tata surya. Statusnya turun dari planet menjadi planet kerdil.

Baca Juga

Organisasi itu mengumumkan bahwa Tata Surya  hanya memiliki delapan planet, tidak termasuk Pluto. Namun, ilmuwan tetap penasaran soal Pluto.

Kini, data baru dari Observatorium Stratospheric untuk Infrared Astronomy, atau SOFIA mengungap misteri di atmosfer Pluto.  Pengamatan SOFIA, menunjukkan bahwa kabut tipis yang menyelimuti Pluto terbuat dari partikel yang sangat kecil. Partikel ini tetap berada di atmosfer untuk periode waktu yang lama.