Ahad 17 May 2020 21:10 WIB

Pakar: Indonesia Harus Lebih Serius Lindungi Data Pribadi

Indonesia menjadi sasaran serangan siber kedua terbesar di ASEAN, setelah Vietnam.

Red: Ratna Puspita
Ilustrasi data pribadi. Pemerintah dan rakyat Indonesia harus lebih serius menangani dan melindungi data pribadi.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Ilustrasi data pribadi. Pemerintah dan rakyat Indonesia harus lebih serius menangani dan melindungi data pribadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Komunikasi Digital Anthony Leong menyebutkan, pemerintah dan rakyat Indonesia harus lebih serius menangani dan melindungi data pribadi. Sebab, negeri ini sudah menjadi sasaran serangan siber kedua terbesar di ASEAN, setelah Vietnam.

"Indonesia kini sudah menjadi negara sasaran serangan siber kedua terbesar di ASEAN saat ini setelah Vietnam karena transaksi daring naik 450-500 persen di tengah pandemi," kata Anthony saat dihubungi di Jakarta, Ahad (17/5).

Baca Juga

Penegasan tersebut terkait dengan ramainya kabar bahwa ada lebih dari 91 juta data pengguna Tokopedia yang dicuri. Kasus ini pertama kali dibeberkan oleh akun Under The Breach yang mengklaim sebagai penyedia layanan pemantauan dan pencegahan kebocoran data dari Israel.

Selang beberapa hari, situs jual beli daring Bukalapak yang ditenggarai turut diretas. Mulai dari email, nama pengguna, "password", "salt", "last login", email Facebook dengan "hash", alamat pengguna, tanggal ulang tahun, hingga nomor telepon ini dijual oleh dua akun peretas di forum yang sebelumnya menjadi tempat penjualan 91 juta pengguna Tokopedia.