REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Sekolah Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto ingin sekolah vokasi harus semakin 'menikah' dengan dunia usaha dunia industri (DUDI). Menurutnya, sangat penting untuk menyocokkan sekolah vokasi dengan kebutuhan DUDI.
"Apa yang dimaksud menikah? Kurikulum harus dikolaborasikan, pengajar tamu harus rutin, dan sebagainya. Itu adalah paket pernikahan minimal yang harus diwujudkan," kata Wikan, dalam konferensi video, Selasa (19/5).
Selama ini, proses link and match antara sekolah vokasi dan DUDI memang sudah dilakukan. Namun, Wikan meminta agar sekolah tidak pernah puas dan terus berupaya untuk berinovasi sehingga lebih sempurna dan unggul. "Unggul dan berkompeten adalah target utama," kata Wikan menambahkan.
Ia menjelaskan, pihaknya sudah menyiapkan pembelajaran sepanjang hayat oleh pendidikan vokasi di Indonesia. Artinya, siswa SMA/SMK/MA sederajat bisa melanjutkan ke jenjang D3 atau D4, dan setelahnya bisa ke program magister terapan.
Magister terapan saat ini sudah banyak dibuka di Indonesia. Tidak hanya itu, Wikan juga membuka peluang untuk mahasiswa vokasi agar bisa menambah pengetahuan dan meningkatkan kualitasnya melalui bersekolah di luar negeri.
Walaupun demikian, Wikan juga mendukung lulusan yang ingin langsung bekerja. Sebab, menurutnya setiap orang memiliki keinginan dan minat-bakat yang berbeda-beda. Semuanya haruslah didukung dan difasilitasi.
"Memilih tempat menuntut ilmu harus sesuai dengan passion dan harus disertai visi yang jelas, masuk ke sana mau jadi apa kelak," kata Wikan menambahkan.