Kamis 21 May 2020 03:30 WIB

Inggris Tambahkan Dua Gejala Covid-19, Apa Saja?

Inggris mengadopsi rekomendasi Perhimpunan Dokter THT soal gejala tambahan Covid-19.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Menutup hidung karena mencium bau tak sedap. Ketidakmampuan hidung mencium aroma serta kesulitan lidah mengenali rasa telah dimasukkan sebagai gejala Covid-19 di Inggris.
Foto: ist
Menutup hidung karena mencium bau tak sedap. Ketidakmampuan hidung mencium aroma serta kesulitan lidah mengenali rasa telah dimasukkan sebagai gejala Covid-19 di Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hilangnya kemampuan hidung dalam mencium aroma atau hilangnya kemampuan lidah dalam mengecap rasa telah ditambahkan ke daftar gejala yang harus diwaspadai Covid-19 di Inggris. Mereka yang mengalaminya harus melakukan isolasi mandiri.

Hingga kini, hanya demam dan batuk yang mengharuskan seseorang untuk mengisolasi mandiri demi mencegah orang lain tertular. Ilmuwan telah merekomendasikan agar pemerintah merevisi panduannya.

Baca Juga

Ilmuwan menyatakan bahwa batuk, kehilangan indra penciuman atau rasa bisa bertahan sampai tujuh hari. Masyarakat tidak perlu terus mengisolasi diri setelah tujuh hari, kecuali jika memiliki suhu tubuh yang tinggi atau tidak sehat.

"Kami sekarang yakin bahwa mendorong isolasi mandiri saat memiliki gejala kehilangan indra penciuman atau rasa akan membantu mengontrol penyebaran virus," kata juru bicara resmi perdana menteri seperti dikutip BBC, Rabu.

Keputuan pemerintah itu mengacu pada penelitian para ahli, salah satunya peneliti di King's College London. Menggunakan aplikasi, para peneliti telah mengumpulkan informasi dari lebih dari 1,5 juta orang di Inggris yang melaporkan gejala-gejala Covid-19.

photo
Gejala terbaru Covid-19 menurut CDC AS. - (Republika)

Peneliti mengatakan, ada lebih banyak gejala, termasuk kehilangan indra penciuman dan perasa, kelelahan, sakit perut atau diare, yang dapat dimasukkan sebagai kemungkinan gejala infeksi virus corona. Peneliti utama, Prof Tim Spector mencatat sekitar 14 gejala yang terkait dengan tes swab positif. Hanya saja, menurut dia, banyak pihak yang meremehkan temuan tersebut.

"Bahkan NHS tidak menganggapnya. Negara ini luput memantau itu semua. Tidak hanya meremehkan kasus, tetapi juga menempatkan orang dalam risiko dan membuat pandemi berlanjut. Tidak ada gunanya mengatakan pada orang untuk waspada, tapi mereka tidak tahu gejalanya," kata Spector.

Prof Nirmal Kumar dari Perhimpunan Dokter THT UK menilai, memang sudah saatnya otoritas setempat menambahkan gejala-gejala Covid-19. Meski terlambat, tapi itu lebih baik daripada tidak mengubahnya sama sekali.

Menurut Kumar, pihaknya telah memberi rekomendasi itu hampir delapan pekan silam. Meski lama direspons, menurutnya, itu lebih baik daripada tidak sama sekali.

"Penundaan itu tidak membantu sama sekali. Banyak orang telah menghubungi kami dengan keluhan kehilangan penciuman dan rasa, mereka juga bertanya apakah ini adalah gejala yang harus mereka tindak lanjuti," kata Kumar.

Organisasi Kesehatan Dunia juga telah mengumumkan bahwa selain gejala demam, batuk dan kelelahan yang paling umum, orang mungkin mengalami nyeri pada tenggorokan, diare, konjungtivitis (mata merah), sakit kepala, kehilangan indera penciuman atau rasa, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement