REPUBLIKA.CO.ID, Properti sejatinya merupakan instrumen investasi yang sangat menjanjikan, terutama dalam bentuk rumah. Namun, hal tersebut belum banyak disadari oleh sebagian besar orang, khususnya generasi milenial. Menurut perencana keuangan, Ligwina Hananto, kesadaran pentingnya memiliki rumah di kalangan anak muda masih terbilang rendah.
Anak muda pada generasi milenial memiliki pandangan yang berbeda terhadap rumah. Mereka, menurut Ligwina, lebih mengutamakan urusan leisure daripada berinvestasi. "Kalau dilihat dari Instagram, mereka lebih suka pamer liburan atau makan-makan daripada pamer punya rumah. Bagi mereka rumah itu bukan hal yang urgen atau bukan jadi kebutuhan," kata dia, pekan lalu.
Hal yang sama juga disampaikan Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung. Menurutnya, meski kebutuhan properti generasi milenial teralihkan dengan hal lain, namun keinginannya untuk memiliki hunian tetap mengalami pertumbuhan. Namun, ketertarikan mereka tetap memperhatikan sisi visual yang menarik dan kekinian.
Dari pengamatan Rumah123.com, generasi milenial lebih tertarik membeli microhouse atau rumah berukuran di bawah 70 meter persegi. Fenomena ini sudah terjadi di Jepang. Tidak hanya tampak luar, mereka cenderung memilih rumah dengan interior atau fasilitas yang menarik. "Generasi sekarang mementingkan dekorasi. Ini biasanya rumah full furnished," kata Ignatius.
Selain itu, kata dia, investasi properti yang akan menjadi tren juga di kalangan anak muda adalah Co-living. Properti ini menerapkan konsep seperti indekos. Co-living terdiri atas banyak kamar dengan satu ruang publik, seperti ruang tamu, dapur, dan toilet yang dipakai bersama penghuni lainnya.
Rumah123.com mendata, konsumen pada 2018 menunjukkan harga rumah yang diminati berkisar Rp 500 juta sampai dengan Rp 1 miliar. Sementara area yang paling dicari di sekitar Jabodetabek ada di beberapa kota seperti Depok, Bekasi, Tangerang, dan Bogor. Pencarian di Surabaya juga mengalami peningkatan dari tahun lalu, demikian juga Medan dan Makassar.