REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature telah mengidentifikasi delapan antibodi yang dapat mengikat dan mencegah penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19. Studi itu didasarkan pada penelitian yang sebelumnya mengisolasi antibodi dari pasien sindrom pernafasan akut (SARS) pada 2003.
SARS merupakan penyakit pernafasan yang berasal dari kelompok virus corona. SARS pertama kali dilaporkan di Asia pada 2002 dan menyebar ke 37 negara di seluruh dunia. SARS telah menginfeksi lebih dari 8.000 orang dengan 774 kematian sebelum diatasi pada 2003.
Salah satu antibodi SARS yang diisolasi oleh para peneliti, yang dikenal sebagai S309 memiliki netralisasi sangat kuat terhadap Covid-19. Dalam studi terbaru ini, para peneliti menggabungkan S309 dengan antibodi lain untuk mengurangi kemampuan SARS-CoV-2, yakni virus yang terlah bermutasi dan menyebabkan Covid-19. Meskipun para peneliti tidak menguji teori mereka pada manusia, mereka percaya temuan itu menunjukkan bahwa antibodi SARS juga dapat digunakan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Hasil ini membuka jalan untuk menggunakan antibodi yang mengandung S309 dan S309 untuk profilaksis pada individu yang berisiko tinggi terpapar, atau sebagai terapi pasca pajanan untuk membatasi atau mengobati penyakit parah," ujar para peneliti dalam catatan mereka, dilansir Sputnik News.
Perusahaan biotek Moderna melaporkan sebuah data mengenai potensi vaksin Covid-19, yang dikenal sebagai mRNA-1273. Moderna mengatakan, data dari fase pertama percobaan klinis menunjukkan bahwa pasien yang diberi vaksin tersebut mengembangkan respons kekebalan yang serupa dengan orang yang pulih dari infeksi Covid-19.