REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melambatnya roda ekonomi akibat Covid-19 telah memberikan efek luas bagi industri pendukungnya. Salah satunya adalah industri kendaraan niaga atau truk yang selama ini menjadi penopang industri infrastuktur, perkebunan maupun pertambangan.
"Kebutuhan berkurang sampai 40 persen akibat adanya masalah perputaran uang di pelanggan," kata Santiko Wardoyo Chief Operating Oficer (COO) PT Hino Motors Sales Indonesia, Rabu malam (20/5) bersama Forum Wartawan Otomotif (Forwot) Indonesia. Konsumen yang bisnisnya tidak berjalan mengharapkan adanya keringanan ke perusahaan pembiayaan maupun perbankan. Hal itu berpengaruh pada permintaan pasar terhadap kendaraan baru.
Apalagi menurutnya, hampir 95 persen konsumen pembeli kendaraan niaga dilakukan secara kredit. Hanya sedikit sekali konsumen yang membeli truk secara tunai. "Kalaupun ada beli paling cuma satu atau dua, sebagian besar memilih kredit karena uangnya bisa diputar lagi, tapi kalau kondisi seperti ini semua jadi terhenti, buat apa beli truk kalo ekonomi berantakan,"tutur Santiko.
Meski kondisinya tidak menguntungkan, namun saat ini beberapa sektor industri yang masih berjalan. Seperti kargo, pertambangan, kelapa sawit atau logistik yang memang mendapat ijin dari pemerintah untuk beroperasi. Ikatan kontrak kerja yang dijalin antara industri truk dengan perusahaan mitra bisnis tampaknya telah menyelamatkan industri dari bahaya kerugian yang berlarut. Sedangkan bisnis bus pariwisata sepenuhnya terhenti akibat adanya kebijakan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) di masyarakat.
Selain itu layanan purna jual juga masih berjalan. Sejumlah bengkel resmi yang merupakan bagian dari 157 jaringan masih melayani perbaikan dan penjualan suku cadang kendaraan niaga. Meski pihaknya mendapat ijin opersional secara terbatas. Sejumlah diler juga dengan inistaif sendiri telah membuka layanan digital untuk pengadaan suku cadang maupun perawatan kendaraan. Tentunya layanan kepada konsumen mengedepankan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
Santiko mengaku belum bisa memperkirakan kondisi yang akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang. Pihaknya tidak terlalu yakin semester kedua kondisi akan membaik dalam waktu cepat karena pemulihan membutuhkan waktu tidak sedikit. "Kita bukan pemain baru sudah 37 tahun, tapi dengan infrastruktur bagus saya optimistis akan berubah, semester kedua masih perlu kerja keras,"tuturnya.