REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga penelitian Premas Biotech yang berbasis di Gurgaon, India, telah berhasil mengembangkan prototipe vaksin antigen rangkap tiga terhadap virus penyebab Covid-19. Prototipe vaksin didasarkan pada tiga protein virus corona tipe baru, yaitu spike, envelope, dan membrane.
Premas Biotech mengatakan, telah menyelesaikan prototipe vaksinnya dengan mendapatkan gambar transmisi mikroskop elektron (TEM) dari bentuk genetik partikel mirip virus (VLP) yang dirakit menggunakan platform D-Crypt. Menurut perusahaan, prototipe vaksin ini menjadi yang pertama di dunia untuk VLP dari SARS CoV-2, jenis virus penyebab Covid-19.
Saat ini, Premas Biotech dan mitranya di Amerika Serikat (AS) sedang menyatukan data temuannya untuk kemudian diserahkan ke pihak berwenang di India dan AS.
“Kami dengan senang hati mengumumkan formasi VLP tiga protein, sebagaimana dikonfirmasi oleh gambar TEM dan analisis ortogonal lainnya yang telah menangkap fitur struktural VLP yang berbeda. Kami percaya bahwa kombinasi tiga protein ini membedakan kami dari perusahaan lain yang ingin mengembangkan vaksin Covid-19. Membuat VLP sangat menjanjikan saat kami berupaya melanjutkan ke uji coba pra-klinis,” kata salah satu pendiri dan direktur pelaksana Premas Biotech Prabuddha Kundu.
Perusahaan itu mengatakan telah menetapkan protokol pembuatan dan memulai studi produksi skala besar untuk kandidat vaksin. Chief Operating Officer Premas Biotech Dr Nupur Mehrotra menyampaikan, VLP telah terbukti menjadi teknologi yang lebih baik dalam pengembangan vaksin untuk penyakit seperti Hepatitis B dan HPV.
“Oleh karena itu, kami semua berupaya mengembangkan vaksin berbasis VLP untuk Covid-19 dan berharap untuk segera menguji kemanjurannya,” jelas Mehrotra seperti dilansir Times Now News, Jumat (22/5).
Mengandalkan teknologi D-Crypt miliknya, yang dikembangkan di India selama satu dekade terakhir, Premas Biotech memakai metodologi penelitian dengan menggunakan ragi roti, yakni mikroorganisme jamur Saccharomyces cerevisiae yang dimodifikasi secara genetis, untuk menghasilkan tiga antigen dalam satu inang secara rekombinan. Dengan metodologi itu diyakini kandidat vaksin berpotensi aman dan mudah diproduksi dalam skala besar dengan biaya yang efektif untuk memenuhi populasi besar, tidak hanya di India tetapi di seluruh dunia.