Ahad 24 May 2020 15:59 WIB

Ini Alasan Diet dan Olahraga Buruk Bagi Wanita 40 Tahunan

Diet rendah kalori dan olahraga berat sebabkan hilangnya kepadatan tulang

Rep: Mabruroh/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Perempuan berolahraga. Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2019 mengungkapkan bahwa diet dengan mengkonsumsi kalori hanya 30 persen, setara dengan 1.400 kalori per hari untuk lalu dikombinasikan dengan olahraga, dapat menyebabkan hilangnya kepadatan tulang.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Perempuan berolahraga. Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2019 mengungkapkan bahwa diet dengan mengkonsumsi kalori hanya 30 persen, setara dengan 1.400 kalori per hari untuk lalu dikombinasikan dengan olahraga, dapat menyebabkan hilangnya kepadatan tulang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pepatah lama yang mengatakan cara manjur menurunkan berat badan adalah dengan memperbanyak gerak (olahraga) dan mengurangi makan tidak berlaku bagi perempuan usia 40 tahun ke atas. Program diet mereka berbeda dengan ketika mereka di usia 20 tahun.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2019 mengungkapkan, diet dengan mengonsumsi kalori hanya 30 persen, setara dengan 1.400 kalori per hari untuk lalu dikombinasikan dengan olahraga, dapat menyebabkan hilangnya kepadatan tulang. Studi ini dilakukan para peneliti di The University of North Carolina, yang membandingkan efek olahraga pada tikus yang diberi diet standar dan diet dengan kalori 30 persen lebih sedikit dari biasanya. 

Hasil penelitian menunjukkan, meskipun olahraga meningkatkan massa tulang pada tikus yang diberi makanan normal, itu sebenarnya memiliki efek sebaliknya pada tikus yang diberi kalori lebih sedikit. Artinya jika menurunkan jumlah kalori lebih banyak, efeknya pada kesehatan tulang akan jauh lebih buruk lagi.

Ahli Gizi dan Direktur praktik estetika LipoTherapeia London, Georgios Tzenichristos menjelaskan, olahraga memang meningkatkan massa tulang dan mengurangi lemak tulang, sementara kelebihan kalori cenderung meningkatkan lemak di tulang, yang mengarah ke osteoporosis. Jadi orang akan berharap bahwa menggabungkan olahraga dan diet harus mengarah pada kesehatan tulang yang lebih baik. Namun, penelitian ini menunjukkan sebaliknya. 

Jadi mengapa diet dan olahraga bersama begitu buruk bagi kesehatan tulang kita?"Rahasianya terletak pada cadangan energi tulang. Ketika kita berdiet, untuk meminimalkan massa tulang, kita cenderung menumpuk asam lemak di sumsum tulang untuk melayani kebutuhan energi lokal di tulang," kata Georgios.

Studi ini menunjukkan, penyerapan asam lemak di dalam tulang telah meningkat sebesar 4,088 persen pada tikus diet. Dengan menambahkan latihan ke dalam campuran, cadangan energi darurat itu habis, membuat sel-sel tulang kelaparan dan tidak dapat memperbaiki dan membangun massa tulang.

Mengapa hal ini sangat buruk bagi perempuan di atas 40 tahun, karena perempuan di atas 40 tahun memiliki risiko kesehatan tulang lebih tinggi. Kualitas tulang usia 40 tahun ke atas mulai menurun secara alami karena menopause. Bukan hanya tulang yang terpengaruh, lanjut Georgios, bahwa diet rendah kalori dan olahraga juga buruk untuk kulit.

"Tubuh jadi tidak memiliki nutrisi yang cukup untuk memperbaiki otot dan kulit dengan berkurangnya asupan makanan dan peningkatan kerusakan jaringan akibat olahraga," ungkapnya.

Menurut Georgios, cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah dengan melakukan diet pertama selama beberapa pekan, dikombinasikan dengan hanya olahraga ringan seperti berjalan, dan kemudian secara bertahap mengurangi diet dan meningkatkan intensitas dan durasi olahraga ringan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement