Senin 25 May 2020 05:10 WIB

Santap Hidangan Lebaran tanpa Khawatir dengan Cara Ini

Hidangan Lebaran merupakan makanan

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Ketupat dan opor ayam, hidangan khas Lebaran.
Foto: dok Republika
Ketupat dan opor ayam, hidangan khas Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hidangan saat Lebaran seperti semur daging dan opor ayam memang menggiurkan. Meski tinggi kolesterol dan lemak, masyarakat tidak perlu khawatir ketika menyantapnya.

Pakar gizi dr Rita Ramayulis, DCN, M Kes, mengatakan seseorang bisa makan hidangan Lebaran tanpa perlu ribet. Asalkan, aturan khusus mengenai gizi seimbang harus terpenuhi.

Jenis penganan tersebut harus memenuhi komponen dalam tubuh. Artinya perlu ada komponen selain karbohidrat dan protein, yakni sayur dan buah.

Menurut dia, hidangan Lebaran merupakan makanan "rekreasi" atau untuk kepentingan kesenangan. Walaupun ada kelebihan pada satu atau dua bahan, hal itu tidak masalah.

"Dibolehkan saja makanan Lebaran, tapi jangan lupa zat gizi terpenuhi, sayur dan buah harus tetap terpenuhi karena komponen tersebut sering kurang," ujarnya kepada Republika.co.id, baru-baru ini.

Menurut dia, pola makan saat Lebaran menyebabkan tubuh mengalami kelebihan gula, lemak, kekurangan mikronutrien, dan kekurangan serat. Perlu dipastikan, hidangan Lebaran harus mencakup mikronutrien dan serat yang diperoleh dari sayuran dan buah.

Selain itu, dia juga mengatakan makanan "rekreasi" hanya bisa dikonsumsi oleh orang sehat. Jika orang tersebut memiliki penyakit, mereka harus benar-benar mengontrol makanannya setiap waktu dan setiap hari sesuai dengan penyakitnya.

Seseorang yang memiliki kolesterol tinggi misalnya, sebaiknya hanya mengonsumsi  satu potong daging sesuai kebutuhan proteinnya. Setelah Lebaran, dia juga perlu mengingat untuk mengontrol keseimbangan tubuh dengan menerapkan pola makan yang sehat.

Pola makan sehat dikenal dengan konsep "Isi Piringku". Piring dibagi menjadi empat bagian. Yang terdiri dari seperempat karbohidrat, seperempat protein, seperempat sayur, dan seperempat buah. Khusus untuk pengolahan unsur protein tidak boleh menggunakan lemak berlebih. "Seperti disajikan dengan digoreng atau disantankan," ujar Rita.

Sementara, untuk mereka yang bertubuh gemuk, pembagiannya menjadi tiga bagian, seperti model bentuk "T". Bagian yang paling luas diisi untuk sayur. Sisanya bisa diisi karbohidrat dan protein. Sayur harus lebih banyak dikonsumsi dan buah menjadi selingan.

Menurut Rita, yang terpenting, secara sederhana gizi seimbang adalah makanan yang berfokus pada pembatasan gula dan lemak jenuh. Lemak jenuh berasal dari makanan yang digoreng dan makanan yang dengan santan kental.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement