REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Megan Ranney, seorang dokter sekaligus profesor di bidang kedokteran darurat dari Brown University, Amerika Serikat (AS) mengungkapkan sejumlah yang belum diketahui banyak orang tentang infeksi virus corona jenis baru (covid-19). Dilansir CNN, ada hal yang perlu lebih banyak diketahui, karena selama ini berbagai informasi yang saling bertentangan kerap muncul.
Diantaranya adalah mengenai apakah itu penyebaran bersifat aerosol atau melalui udara (seperti campak) atau melalui tetesan (seperti flu). Juga informasi yang saling bertentangan tentang berapa lama virus corona jenis baru dapat hidup di permukaan benda dan apakah itu bisa disebarkan oleh kotoran manusia. Bahkan belum diketahui lebih lanjut, apakah kucing bisa menularkan infeksi langsung ke manusia.
Ada sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa aliran udara mengubah pola penularan di dalam restoran atau gedung. Namun, hal ini belum diyakini bahwa itu menyebar "melalui" sistem pendingin ruangan, serta kemungkinan karena udara meniup tetesan virus (atau aerosol) ke lokasi tertentu.
Apakah itu sebabnya sangat penting untuk tidak berada di dalam, di ruang yang penuh dengan sekelompok orang? Faktanya, penting untuk tidak berada di ruangan yang penuh dengan orang-orang karena virus dapat tertahan, jika Anda berada di dalam, khususnya untuk waktu yang lama.
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index: trendtek
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 4234
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index:
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 4248
Renney menganalogikan hal itu dengan ada orang yang menyemprotkan sesuatu yang berbau busuk ke dalam kotak tertutup, dibandingkan dengan menyemprotkannya di luar. Tentunya, Anda akan mencium baunya lebih lama dan jauh lebih kuat, di dalam kotak tertutup, dibandingkan dengan dibiarkan di area terbuka yang luas.
Yang belum banyak diketahui juga tentang tingkat fatalitas kasus COVID-19 kemungkinan berbeda untuk setiap populasi di dunia. Kemudian, apakah kita tahu jika ada risiko virus disebarkan oleh rokok atau asap rokok elektrik (vape)?
Ranney mengatakan studi tentang hal itu belum ada, namun apa yang perlu diketahui orang yang merokok memiliki risiko COVID-19 serta kematian akibat penyakit infeksi virus ini lebih tinggi.
Lebih lanjut, Renney mengungkapkan ada beberapa percobaan dan beberapa studi sains dasar yang sangat menjanjikan. Sangat penting bagi kita untuk menyeimbangkan potensi risiko dengan potensi manfaat dan percobaan ilmiah yang baik, menurutnya membantu melakukan itu.
Belum diketahui berapa lama orang yang positif COVID-19 dapat terinfeksi kembali. Renney juga menjelaskan efek jangka panjang yang mungkin didapat beberapa orang yang terinfeksi virus belum diketahui.