Jumat 29 May 2020 02:22 WIB

Psikolog Anjurkan Buat Mind Mapping Saat di Rumah Saja

Psikolog minta orang tua buat mind mapping sebelum diaplikasikan kepada anak

Rep: Desy Susilawaty/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang anak didampingi ibunya belajar mengaji dengan aplikasi daring di Medan, Sumatera Utara. Terlepas dari situasi yang mengharuskan kondisi ini, periode ini justru memberikan bonus waktu kebersamaan orang tua dan anak yang bermanfaat positif bagi masa depan anak.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Seorang anak didampingi ibunya belajar mengaji dengan aplikasi daring di Medan, Sumatera Utara. Terlepas dari situasi yang mengharuskan kondisi ini, periode ini justru memberikan bonus waktu kebersamaan orang tua dan anak yang bermanfaat positif bagi masa depan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, baik orangtua dan anak-anak harus beradaptasi menjalani semua kegiatan di rumah. Tidak dapat dipungkiri bahwa masa #dirumahaja menyebabkan berbagai kondisi yang tidak menentu dan mengkhawatirkan bagi orangtua dan anak karena keduanya harus beradaptasi dengan ritme keseharian yang baru, termasuk bertambahnya peran orangtua dalam mengasuh anak.

Terlepas dari situasi yang mengharuskan kondisi ini, periode ini justru memberikan bonus waktu kebersamaan orang tua dan anak yang bermanfaat positif bagi masa depan anak. Oleh karena itu, Psikolog, Co-Founder Rumah Konsultasi Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima, M. Psi, menyarankan agar orang tua membuat mind mapping.

Ia menjelaskan mind mapping adalah salah satu cara mengelola informasi dan mengatur strategi melalui pemetaan pikiran sehingga dapat membantu mengorganisir informasi informasi, memudahkan daya tangkap dan daya ingat otak dalam memroses informasi, dan meningkatkan engagement seseorang dalam proses belajar. Sebelum diterapkan pada anak, orang tua perlu melatih Mind Mapping pada diri sendiri.

"Penting disadari bahwa orang tua dengan mindset positif dapat menciptakan interaksi menyenangkan dengan anak. Ketika anak nyaman dan bahagia, maka syaraf-syaraf dalam otak anak akan terkoneksi dengan baik," jelasnya dalam acara Digital Media : Briefing Cerebrofort #MindMappingAnakMasaDepan belum lama ini.

Contoh konsep mind mapping bagi orang tua adalah membuat struktur jelas dengan semua pihak di rumah mulai dari jadwal hingga lokasi belajar atau bekerja, kerja sama pembagian tugas dengan pasangan atau pengasuh anak, mengatur ekspektasi, dan salah satu hal terpenting adalah self-care atau me-time sebagai apresiasi untuk diri sendiri dan mengembalikan semangat.

"Dengan Mind Mapping, orang tua memiliki gambaran yang jelas situasi di hari itu, potensi masalah yang terjadi, dan siap membentuk alternatif solusi agar semua tetap kondusif terutama dalam hal interaksi bersama anak," paparnya.

Saskhya menambahkan setelah ibu dapat mengaplikasikan mind mapping dengan baik, mereka dapat menyusun strategi dengan sistematis agar fokus mendampingi anak menjadi visioner.

Lima karakter anak visioner adalah memiliki goal setting, daya juang tinggi, optimis, banyak akal, dan ingin berkontribusi bagi orang lain. Melalui konsep mind mapping, ibu dapat membantu anak menjadi visioner dengan membiasakan memiliki tujuan sejak dini, mandiri dan disiplin, mampu berempati, memberikan ruang untuk mengatasi kebosanannya sendiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement