REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi pengeditan video populer VivaVideo, yang telah diinstal 100 juta pengguna perangkat Android di seluruh dunia, ternyata sangat berbahaya. Aplikasi itu memiliki sejarah sebagai pembawa malware berbahaya pada 2017 bersama 40 aplikasi lainnya yang terdeteksi.
India ketika itu mengingatkan militernya untuk menghapus aplikasi itu karena mengandung spyware yang berpotensi digunakan untuk serangan siber terhadap negara.
Aplikasi pengeditan video ini juga meminta sejumlah izin akses berbahaya di ponsel Android, menurut riset yang dipublikasikan VPNPro, dikutip Sabtu.
VivaVideo memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis file ke drive eksternal, plus lokasi GPS spesifik pengguna (yang jelas tidak diperlukan untuk aplikasi pengeditan video).