REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa-masa sulit seperti saat ini, perasaan bahagia mungkin sulit untuk didapatkan. Meski begitu, sekelompok peneliti dari New York Amerika Serikat (AS) menemukan korelasi antara pengalaman baru dan kebahagiaan.
Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Neuroscience menemukan bahwa individu yang selalu menyediakan ruang untuk pengalaman baru cenderung memiliki perasaan bahagia. Keragaman pengalaman yang dimiliki seseorang berkaitan dengan kesejahteraan hatinya.
"Jika Anda memiliki pengalaman positif di tempat baru, Anda mungkin lebih cenderung berpikir bahwa jenis pengalaman baru itu adalah peluang untuk perasaan positif dan pengalaman yang berharga," kata penulis studi Catherine A Hartley dari Departemen Psikologi, di New Universitas York.
Untuk mendukung studi, peneliti melibatkan 122 orang dari New York dan Miami. Selama tiga hingga empat bulan peserta dilacak lokasi dan fluktuasi suasana hati mereka.
Setelah dianalisis lebih lanjut, garis antara pola gerakan dan emosi yang dilaporkan muncul. Peserta yang memulai pengalaman baru setiap harinya selalu menghasilkan disposisi positif pada suasana hati.
Ketika data disesuaikan dengan faktor-faktor sosial ekonomi yang relevan seperti tingkat pekerjaan, ras, dan jenis kelamin di bidang tertentu, ditentukan bahwa semakin banyak pengalaman baru yang dilakukan seseorang, semakin banyak emosi positif yang selanjutnya dilaporkan. Orang-orang bahagia cenderung mencoba hal-hal baru dan hal-hal baru cenderung membuat orang lebih bahagia.
“Kami menemukan bahwa jika kita merasa lebih baik hari ini, kita cenderung untuk bergerak dan memiliki lebih banyak pengalaman baru di hari berikutnya. Begitupun sebaliknya,” jelas Hartley seperti dilansir laman The Ladders, Rabu (3/6).
Ada dasar neurologis yang mendukung temuan ini. Pengalaman baru mendorong otak kita melepaskan dopamin yang juga berfungsi sebagai hormon dan neurotransmitter. Dengan demikian, pelepasannya menyebabkan kita menjelajah lingkungan baru untuk mendapatkan pengalaman baru seraya bersyukur ketika menemukannya.
"Pengalaman baru dan beragam bermanfaat secara luas untuk otak dan manusia pada umumnya. Bahkan jika kamu tidak cenderung menjelajah, mungkin ada manfaatnya untuk melakukannya, terlepas dari pengalaman masa lalumu,” kata penulis lain, Aaron Heller yang juga psikolog di University of Miami.