Kamis 04 Jun 2020 08:29 WIB

Punya Rhinitis Alergi? Kenakan Masker 3 Lapis Saat Pandemi

Masker tiga lapis sangat menolong bagi penderita rhinitis alergi saat keluar rumah.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Masker tiga lapis dan penutup wajah direkomendasikan untuk dikenakan penderita rhinitis alergi saat keluar rumah selama pandemi Covid-19. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Masker tiga lapis dan penutup wajah direkomendasikan untuk dikenakan penderita rhinitis alergi saat keluar rumah selama pandemi Covid-19. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dokter spesialis alergi-imunologi, dr Iris Rengganis SpPD-KAI, mengatakan bahwa masker sangat membantu mengurangi kekambuhan pada penderita alergi, khususnya rhinitis. Alasannya, penderita rhinitis alergi itu tak hanya sensitif terhadap lingkungan, tetapi juga debu.

Iris menjelaskan, seseorang yang memiliki rhinitis alergi mudah terinfeksi virus flu. Apalagi jika berada di dekat penderita flu.

Baca Juga

"Masker tiga lapis sangat menolong kalau keluar. Kalau dalam rumah yang jelas lingkungannya, masker kain lebih nyaman,” kata Iris kepada Republika.co.id, Rabu (3/6).

Hanya saja, terkadang penderita rhinitis yang sudah memakai masker pun tetap bersin-bersin. Menurut dia, hal itu ada hubungannya dengan kemungkinan masker salah pasang.

Masker bedah memiliki kawat di area hidung, jadi pastikan memencet kawat pas di hidung. Untuk memaksimalkan perlindungan, Iris menyarankan untuk menggunakan face shield.

"Pakai masker tiga lapis," ujar dokter dari RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta ini.

Untuk penderita rhinitis alergi, Iris lebih merekomendasikan penggunaan masker bedah daripada masker kain. Karena penderita rhinitis sangat sensitif, masker kain yang hanya dua lapis dikhawatirkan kurang memberi perlindungan.

"Kalau nggak alergi, nggak papa pakai masker kain. Kalau ada alergi, harus lebih baik dalam mengamankan diri,” kata dia.

photo
Pemicu alergi yang jamak ditemukan di kantor. - (Republika)

Konsumsi antioksidan juga disarankan oleh Iris. Selama ini, antioksidan yang mudah didapat berasal dari vitamin C dan vitamin E.

Padahal ada antioksidan astaxanthin yang kandungannya 6.000 kali lebih banyak daripada vitamin C. Meskipun harganya lebih mahal daripada vitamin C dan vitamin E, tetapi konsumsi antioksidan astaxanthin sangat direkomendasikan, apalagi dalam masa pandemi.

"Nggak usah periksa ke dokter. Coba antioksidan satu bulan, cocok nggak,” ujar Iris.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement