Jumat 05 Jun 2020 13:05 WIB

Inikah Sebab Galaksi Bimasakti Miliki Sedikit Bintang?

Lubang hitam di Galaksi Bimasakti menghambat kelahiran bintang dan planet.

Rep: Rizkyan adiyudha/ Red: Dwi Murdaningsih
Lubang Hitam (ilustrasi)
Foto: id.wikipedia.org
Lubang Hitam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Riset yang dilakukan para astronom mendapat alasan mengapa bintang dan planet di galaksi Bima Sakti lebih sedikit dibanding dengan galaksi lainnya. Mereka mendapat bahwa keberadaan lubang hitam alias blackhole yang memengaruhi hal tersebut.

Seperti diwartkan Iflscience, Jumat (5/6), lubang hitam di dalam Galaksi Bimasakti, Sagittarius A, nyatanya memiliki pengaruh terhadap keberadaan gas di sekelilingnya. Daya gravitasi lubang hitam tetrsebut menarik masuk gas-gas yang dibutuhkan untuk melahirkan planet baru.

Baca Juga

Astronom mengatakan, sebetulnya ada banyak hidrogen di dalam Galaksi Bimasakti untuk membuat bintang. Namun, hal tersebut tidak terjadi karena ada sesuatu yang tidak kondusif untuk melahirkan bintang baru tersebut.

"Masih ada aspek lubang hitam galaksi kita yang tidak dapat dijelaskan dengan gravitasi saja dan medan magnet mungkin bisa membantu memecahkan misteri ini," kata Direktur Asosiasi Antariksa Universitas dan penasihat sains senior SOFIA, Joan Schmelz.

Penelitian baru ini dipresentasikan pada pertemuan virtual American Astronomical Society dan dibangun di atas karya terbaru yang dilakukan dengan observatorium SOFIA. Mereka melacak partikel debu kecil yang sejajar dengan medan magnet.

Hal tersebut memungkinkan tim untuk mengamati pergerakan medan magnet di sekitar Sagittarius A. Temuan mereka mengungkapkan bahwa kekuatan medan magnet cukup untuk mengendalikan gerakan gas yang berada di sekililing lubang hitam tersebut.

Pengamatan yang dilakukan para astronom itu memiliki resolusi 10 kali lipat dari deteksi sebelumnya. Hal itu menjadi kunci untuk memodelkan lingkungan sekitar Sagittarius A dengan benar. Para peneliti menyarankan astronom untuk memasukkan penemuan baru ini dalam pemodelan objek mereka.

Seperti diketahui, lubang hitam berukuran supermasif terletak sekitar 26 ribu tahun cahaya dari Bumi. Keberadaannya telah diamati oleh Event Horizon Telescope.

Kolaborasi penelitian itu bertanggung jawab untuk gambar pertama dari lubang hitam meskipun gambar itu masih dalam proses. Baru-baru ini para peneliti telah mendeteksi flicker dalam emisi hot spot material yang mengorbit lubang hitam tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement