Kamis 11 Jun 2020 07:06 WIB

UMM Bahas Peranan Insinyur di Pandemi Covid-19

Engineer dinilai harus memiliki tiga kemampuan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Petugas medis memeragakan penggunaan bilik pengaman hasil inovasi tim pengajar dan mahasiswa di  Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur. Inovasi bilik pengaman tersebut diharapkan mampu melindungi tenaga medis agar tidak terpapar virus corona.
Foto: Antara.
Petugas medis memeragakan penggunaan bilik pengaman hasil inovasi tim pengajar dan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur. Inovasi bilik pengaman tersebut diharapkan mampu melindungi tenaga medis agar tidak terpapar virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang melalui webinar "Inspirasi Teknologi Rekayasa Melalui Zoom (Intermezo)" membahas peranan insinyur di masa pandemi Covid-19. Kegiatan ini mendatangkan dua narasumber yang di dalamnya turut memaparkan cara memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) berkualitas.

Pemateri pertama, Profesor Wahyu Caesarendra, mengatakan seorang engineer atau insinyur harus memiliki tiga kemampuan. Antara lain inovasi dan entrepreneurship serta flugal innovation dan flugal engineering. Terakhir, menguasai kemampuan pada product design engineering.

Penemu tangan abionik ini menjelaskan, inovation dan enterpreneurship berarti insinyur harus mampu menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan ide yang didapatkan. Namun dalam prosesnya tidak mudah karena perlu mempertimbangkan banyak aspek sehingga didapatkan produk yang ideal. "Oleh karena itu, engineer perlu dibekali oleh kemampuan entrepreneurship,” kata Wahyu.

Kedua, flugal engineering yang bermakna seorang engineer memerlukan biaya untuk membuat produk. Dengan kemampuan ini, kompleksitas produksi dapat dikurangi sehingga dapat menekan biaya tersebut. Simplifikasi ini juga ditunjang oleh pengetahuan alam yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya, Product Design Engineering (PDE) yang berarti pengembangan dan penyempurnaan produk yang sudah ada untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan lebih sustainable. "Sehingga lebih bisa diterima di masyarakat baik dari aspek fisik, ergonomi, biologis, dan lainnya," jelasnya.

Sementara pemateri kedua, Sudarman memaparkan tahapan-tahapan desain yang harus dimiliki oleh seorang inovator teknologi. Dengan demikian, produk yang dihasilkan fleksibel sehingga bisa digunakan di segala kondisi.

Di kesempatan itu, Sudarman juga mengingatkan insinyur merupakan salah satu profesi penting yang akan selalu dibutuhkan untuk membangun dan mengembangkan negara. Oleh sebab itu, Sudarman mengungkapka beberapa poin penting yang harus dilakukan seorang insinyur. Salah satunya harus cepat beradaptasi dengan kondisi pandemi.

Selanjutnya, produk yang dikembangkan seorang insinyur harus bisa digunakan semua orang. Lalu profesi ini juga perlu bisa menata ulang kehidupan pasca-pandemi yang mampu mengubah pola hidup masyarakat. Selanjutnya, diperlukannya memikirkan inovasi pasca-pandemi dan harus memiliki kemampuan fungsional yang mumpuni sehingga menjadi seorang master di bidangnya.

Sebagai pengampu mata kuliah Konsep Desain, Sudarman bersama dosen dan mahasiswa Teknik Mesin UMM mewujudkan hasil desain dan inovasinya berupa APD. Beberapa di antaranya seperti helm pelindung tenaga medis, masker, wastafel anti-Covid-19, boks pelindung tenaga medis (safety chamber) dan lain-lain.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement