Kamis 11 Jun 2020 08:12 WIB

Kemendikbud Siapkan SMK Empat Tahun

Nantinya lulusan SMK empat tahun ini bisa mendapatkan ijazah D-1 atau D-2.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan praktik mesin di SMK Negeri 1 Jakarta.
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Sejumlah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) melakukan praktik mesin di SMK Negeri 1 Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedang merancang SMK empat tahun. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, mengatakan, nantinya lulusan SMK empat tahun ini bisa mendapatkan ijazah D-1 atau D-2.

"Akan kita coba inovasi SMK empat tahun, tapi nanti setara D-1 atau D-2. Ini sedang kita upayakan," kata Wikan, dalam bincang-bincang daring, Rabu (10/6).

Selain itu, Wikan mengatakan, kurikulum pendidikan vokasi akan dibenahi. Ia ingin membuat pembelajaran yang diterapkan berdasarkan proyek atau project base learning.

Ia menjelaskan, proyek-proyek yang datang dari industri, dunia kerja, atau masyarakat masuk ke dalam kelas. "Anak-anak harus memecahkan proyek itu dalam beberapa bulan. Hasilnya kembali ke proyek profesional atau ke masyarakat," kata Wikan menambahkan.

Program lainnya adalah wajib praktik kerja industri (prakerin). Ia menjelaskan, program ini berbeda dengan magang karena ada regulasi usia. Program prakerin ini bisa dijalankan anak SMK untuk mendapatkan pengalaman yang lebih banyak lagi.

Menurutnya, di dalam program ini, softskill akan benar-benar diuji. "Syarat lulus SMK ini tidak hanya menyelesaikan mata pelajaran SMK, tapi juga lulus prakerin yang performance-nya bisa diterima industri," kata Wikan menjelaskan.

Selanjutnya, ia juga akan meminta sekolah vokasi untuk bisa menghargai kompetensi. Adapun yang dimaksud Wikan adalah, sekolah vokasi harus memahami bahwa yang dibutuhkan industri adalah kompetensi.

Wikan mengatakan, meskipun industri membutuhkan kompetensi, mereka sering kali merasa kurang cocok dengan kompetensi lulusan sekolah vokasi. Maka dari itu, di sinilah diperlukan adanya 'pernikahan' antara sekolah vokasi dengan industri dari awal. Mulai dari menyusun kurikulum hingga mengajar bersama dibutuhkan dalam pernikahan ini.

"Jadi kalau nanti lulusan SMK ini kompetensinya baik, gajinya baik, industri puas," kata dia lagi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement