Kamis 11 Jun 2020 23:54 WIB

Tingginya Suhu Badan Anak Saat Demam Bukan Tanda Kegawatan

Anak disebut demam ketika suhu badannya 38 derajat Celsius.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Anak demam. Ketika anak demam, pastikan tidak ada kegawatdaruratan dan cegah dehidrasi karena semakin tinggi suhu, berisiko menimbulkan dehidrasi.
Foto: imgkid
Anak demam. Ketika anak demam, pastikan tidak ada kegawatdaruratan dan cegah dehidrasi karena semakin tinggi suhu, berisiko menimbulkan dehidrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua biasanya cenderung panik ketika mendapati anaknya demam. Mereka pun buru-buru memberikan obat pereda panas.

Tak jarang pula orang tua segera pergi ke dokter untuk memeriksakan kondisi buah hatinya. Padahal, demam tak identik dengan pertanda buruk.

Baca Juga

Dokter spesialis anak dr Arifianto SpA menjelaskan, demam adalah tanda atau gejala dari suatu penyakit yang berperan memerangi infeksi. Anak dikatakan demam apabila suhu tubuhnya diatas 38 derajat Celcius.

Untuk mendeteksinya, coba raba bagian kepala anak atau tubuh anak. Gunakan termometer untuk mendapatkan pengukuran suhu tubuh yang lebih akurat.

"Sebenarnya, bila suhu diukur di ketiak, di mulut, atau di dubur itu bisa berbeda-beda suhunya, tapi untuk mudahnya, kita sepakati saja di atas 38 derajat Celsius sudah bisa dikatakan demam,” jelasnya.

Demam tinggi ataupun tidak, menurut Arifianto, tidaklah berbeda. Pengukuran suhu badan anak menunjukkan 38, 39, 40 atau 41 derajat Celcius sama-sama berarti demam.

“Tidak berarti demam yang 41 derajat Celsius akan lebih berbahaya, lebih buruk kondisinya dibandingkan dari demam 38,5 derajat Celsius,” jelas pria yang akrab disapa dokter Apin dalam Kulwap "Anti Panik Saat Anak Demam" yang diselenggrakan KalCare dan disimak di Jakarta, belum lama ini.

Menurut Apin, umumnya demam tidak membahayakan. Demam bahkan memiliki manfaat.

“Demam itu baik," kata Apin.

Demam merupakan wujud perlindungan dari sistem imun. Demam menghambat pertumbuhan dan berkembangbiaknya mikroorganisme.

Demam merupakan bentuk reaksi tubuh. Demam bisa merangsang fungsi imunologis sel darah putih yang bisa meningkatkan respons limfosit terhadap mitogen, meningkatkan aktivitas netrofil sebagai antibakteri, dan meningkatkan produksi interferon.

Demam juga mendukung maturasi monosit menjadi makrofag. Demam mendukung aktivasi limfosit dan produksi antibodi. Demam juga mengurangi ketersediaan besi bebas untuk replikasi bakteri.

“Prinsipnya adalah demam bukan suatu penyakit, demam adalah respons tubuh terhadap masuknya virus atau bakteri ke tubuh jadi tujuan demam adalah baik, karena dengan demam virus atau bakteri tidak mudah berkembang biak,” jelasnya.

Apin mengungkapkan ada anak yang cenderung saat demam tidak terlalu tinggi, ada juga yang langsung tinggi. Hal tersebut tergantung dari kondisi yang sangat individul dan tidak tahu persis penyebabnya yang jelas.

“Apapun pola demamnya, berapapun suhunya, berapapun kecepatan lonjakannya, pastikan tidak ada kegawatdaruratan dan cegah dehidrasi karena semakin tinggi suhu, berisiko menimbulkan dehidrasi. Pastikan dengan termometer sambil memantau dan mengobservasi penyabab dan kondisi anak perlu lakukan upaya-upaya seperti diberikan air minum yang banyak,” tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement