REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isu tentang risiko hipoksia alias kekurangan pasokan oksigen karena memakai masker saat berolahraga belakangan semakin luas tersebar. Aslinya, informasi itu berasal dari kejadian di Wuhan, China, pada awal Mei 2020.
Insidennya melibatkan seorang pria yang berlari sejauh empat kilometer seraya menggunakan masker. Ia dikabarkan mengalami kolaps paru alias penumotoraks hingga harus menjalani operasi di rumah sakit.
Padahal, menurut dokter setempat, postur tubuh korban yang tinggi dan kurus membuatnya memiliki faktor risiko terkena pneumotoraks spontan primer. Kondisi itu terjadi ketika udara bocor di luar paru, di ruang antara paru dengan dinding dada.
Ada pula orang yang dikabarkan meninggal karena mengalami keracunan karbondioksida (CO2) akibat memakai masker saat bersepeda. Benarkah penggunaan masker bisa menghambat saat olahraga?