Jumat 12 Jun 2020 18:43 WIB

Perlunya Melatih Anak di Era 'Normal Baru'

Anak-anak perlu dilatih menerapkan protokol kesehatan antitispasi era normal baru.

Anak-anak perlu dilatih menerapkan protokol kesehatan antitispasi era normal baru (Foto: ilustrasi anak pakai masker)
Foto: www.freepik.com
Anak-anak perlu dilatih menerapkan protokol kesehatan antitispasi era normal baru (Foto: ilustrasi anak pakai masker)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyarankan kepada para orang tua untuk melatih anak menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut guna mengantisipasi era "new normal" atau tatanan normal baru di tengah pandemi virus coronajenis baru itu.

"Harus ada pembiasaan dengan cara dilatih," kata Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti di Jakarta, Jumat (12/6).

Baca Juga

Ia mengatakan, anak-anak perlu dilatih untuk membiasakan diri dengan perilaku hidup bersih dan sehat serta kebiasaan-kebiasaan seperti memakai masker dan rutin mencuci tangan dengan sabun. Hal ini untuk mencegah penularan berbagai macam penyakit, termasuk Covid-19.

"Pakai masker itu butuh latihan sehingga anak-anak perlu dilatih bagaimana caranya memakai masker dengan benar. Pertama 30 menit. Berikutnya ditambah 10 menit setiap hari sehingga ketika mereka masuk sekolah, anak-anak sudah terbiasa memakai masker dalam waktu lama," katanya.

Selain perlunya memakai masker dibentuk sebagai suatu budaya, anak-anak juga perlu diberi tahu tentang tujuan utama memakai masker sebagai suatu keperluan di tengah pandemi COVID-19. Dengan demikian mereka tidak dengan mudah melepasnya ketika beraktivitas di luar rumah.

"Anak-anak harus diberi pengetahuan kenapa mereka harus memakai masker. Karena mereka harus melindungi diri ketika ada orang di sekitar yang bersin, batuk dan sakit, sehingga mereka tidak tertular," kata Retno.

Retno menyarankan, orang tua jangan hanya menyuruh anak cuci tangan, tetapi mereka juga perlu diajarkan teknik mencuci tangan dengan sabun secara benar. Bila perlu dibuat alarm waktu untuk mencuci tangan.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut perlu diajarkan atau dilatih lebih dini. Mereka bisa lebih siap beradaptasi dengan situasi normal baru ketika masuk sekolah atau ketika berinteraksi dengan orang lain.

"Jadi disiapkan. Orang tua itu tugasnya menyiapkan anak-anak untuk bisa menghadapi itu. Ajarkan mereka, didik mereka, contohkan mereka," ujar Retno.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement