REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga (Unair) Dr dr Purwati, SPPd, mengatakan bahwa menurut penelitian yang dilakukan Unair dan Badan Intelijen Nasional (BIN), hematopoietic stemcell dan natural killer cell dapat menonakifkan atau melumpuhkan virus dalam jumlah besar. Keduanya mampu melumpuhkan 80 sampai 90 persen virus.
"Hematopoietic stemcell dan natural killer cell merupakan sel-sel yang dapat diambil dari darah dengan cara pembiakan selama beberapa hari, dengan hematopoietic stemcell membutuhkan waktu pembiakan 3-4 hari dan natural killer cell 7-14 hari," katanya dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Jumat (12/6).
Purwati mengatakan, sel-sel tersebut, katanya, dapat digunakan dalam upaya penanganan penyakit secara preventif dan juga secara kuratif. "Jadi kalau setting untuk preventif, maka natural killer cell bisa bertahan kurang lebih empat bulan, dan itu sangat biologis karena itu bisa diambil dari darah pasien itu sendiri," katanya.
Purwati berharap upaya yang dilakukan oleh tim penelitian Unairtersebut bersama BIN, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dan pihak-pihak lain dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara, terutama dalam penanganan wabah COVID-19, yang diakibatkan oleh virus SARS-CoV-2. Selain itu, ia juga berharap hasil penelitian tersebut dapat memberikan kontribusi kepada dunia.
"Karena mungkin bisa kita submit ke internasional," katanya.
Selain meneliti stemcell, tim tersebut juga meneliti kombinasi obat-obatan yang dianggap memiliki efektivitas cukup bagus terhadap penanganan COVID-19. Dari 14 regimen obat yang mereka teliti, mereka pada akhirnya mendapatkan lima kombinasi regimen obat yang mempunyai potensi dan efektivitas cukup bagus untuk menghambat masuknya virus ke dalam sel target dan juga menurunkan perkembangan virus itu di dalam sel.