REPUBLIKA.CO.ID, HOKKAIDO -- Startup ruang angkasa Interstellar Technologies Jepang gagal mencapai ruang angkasa dengan peluncuran roket kecil terbaru pada Ahad (14/6) pagi.
Roket yang disebut Momo-F5, lepas landas di Kota Taiki, Hokkaido pada pukul 5:15 pagi JST pada hari Ahad (14/6). Tak lama setelah lepas landas, roket itu mengalami anomali, memaksa Interstellar Technologies mengeluarkan perintah pembatalan yang membuat roket itu menabrak Samudera Pasifik.
Dilansir di Space, Senin (15/6), perwakilan Interstellar Technologies mengatakan mereka menghentikan peluncuran sekitar 70 detik setelah lepas landas begitu jelas bahwa roket Momo-F5 telah mengalami kegagalan. Sekitar 36 detik setelah lepas landas, puing-puing ditemukan jatuh dari nozzle mesin roket.
MOMO-F5 mencapai ketinggian maksimum 11,5 kilometer dari tujuannya dari 100 km ketinggian yang diakui sebagai batas ruang. Roket itu menabrak Samudera Pasifik hanya di atas 4 km lepas pantai.
Seperti namanya, Momo-F5 adalah roket berbunyi kelima yang dibangun oleh Interstellar Technologies. Tingginya 10 meter dan berat sekitar 1 metrik ton. Perusahaan ini telah meluncurkan satu misi yang sukses, penerbangan roket Momo-F3 Mei 2019, dari lima misi yang ada.
Interstellar Technologies menggunakan situs crowdfunding Campfire untuk mengumpulkan 391 ribu dolar AS atau Rp 5,45 miliar untuk peluncuran Momo-F5, jauh di atas sasaran misi hampir 84 ribu dolar AS (Rp 1,19 miliar). Misi ini dinamai untuk buku Poupelle of Chimney Town oleh Akihiro Nishino.
Dalam pembaruan misi Campfire mereka, Interstellar Technologies berterima kasih kepada para pendukung atas dukungan mereka dan karena tidak mencoba untuk menyaksikan peluncuran secara langsung.
Perusahaan telah meminta penonton tetap di rumah untuk membantu mencegah penyebaran virus corona di tengah pandemi yang sedang berlangsung.
Roket Momo baru sudah dalam konstruksi. Interstellar Technologies juga mengembangkan roket orbit yang disebut Zero.
Peluncuran Momo-F5 adalah yang ketiga dari tiga misi roket pribadi yang diluncurkan dari tiga negara berbeda dalam 24 jam akhir pekan ini. Perusahaan AS Rocket Lab meluncurkan booster Elektron yang membawa lima satelit kecil ke orbit dari Semenanjung Mahia Selandia Baru, Sabtu pagi (13/6).
SpaceX, perusahaan AS lainnya, juga meluncurkan roket Falcon 9 pada hari Sabtu untuk mengirim armada Starlink dan satelit pencitraan Bumi Starlink ke orbit.