REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan Jerman akan meluncurkan aplikasi pelacakan kontak Covid-19 pekan ini. Dikutip dari Reuters pada Senin (15/6), aplikasi tersebut akan menggunakan bluetooth jarak pendek untuk mengontak orang-orang yang mungkin telah terpapar oleh seseorang yang terkena virus Covid-19.
Aplikasi juga tidak bergantung pada basis data terpusat. Pelacakan kontak melibatkan orang yang terinfeksi untuk mengetahui di mana mereka berada dan dengan siapa mereka mungkin berhubungan, dengan tujuan memperlambat penyebaran virus.
Sementara beberapa negara lain, termasuk Indonesia, telah meluncurkan aplikasi pelacakan kontak, kemajuan lebih lambat tampak di Amerika Serikat yang mengkhawatirkan tentang privasi dan akurasi. Selain itu, Jerman akan melonggarkan pembatasan perjalanannya untuk negara-negara Uni Eropa dan Inggris pada hari Senin.
Tak hanya Jerman, Pemerintah Arab Saudi juga meluncurkan aplikasi seluler baru untuk membantu masyarakat mengidentifikasi kasus-kasus virus corona. Tujuannya, tentu untuk melindungi diri mereka sendiri dan membantu mengekang penyebaran Covid-19.
Aplikasi bernama Tabaud (menjaga jarak) itu diluncurkan oleh Otoritas Arab Saudi untuk Data dan Kecerdasan Buatan, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi.