REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat anak demam, orang tua biasanya tidak tega melihatnya. Mereka langsung berinisitaif memberikan obat pereda. Benarkah langkah tersebut?
Menurut dr Arifianto SpA, saat anak demam, yang harus diutamakan adalah memahami demam itu sendiri. Tak perlu terburu-buru dalam memberikan obat penurun panas atau antipiretik, seperti parasetamol.
"Tujuan utama mengobati anak demam adalah membuatnya lebih nyaman, bukan menormalkan suhunya,” ujar pria yang akrab disapa dokter Apin dalam Kulwap Anti Panik Saat Anak Demam yang diselenggrakan KalCare belum lama ini.
Apin menjelaskan pemberian antipiretik terbukti memperlama sakit. Dewasa yang terinfeksi rhinovirus cenderung lebih lama terusik virus. Sementara itu, anak yang terkena varisela lebih lama lesinya mengering dan anak dengan malaria butuh waktu lebih lama menghilangkan parasitnya.
Demam, menurut Apin, adalah upaya tubuh dalam melawan penyakit. Ketika dipaksa diturunkan suhunya dengan antipiretik maka itu menghalangi upaya tubuh untuk segera melawan virus dan bakteri.
"Cepat-cepat memberikan antipiretik memiliki dampak yang negatif dan tidak dianjurkan,” ujarnya.
Apin mengatakan, yang harus dilakukan orang tua saat suhu tubuh anak di atas 38 derajat Celsius adalah sabar. Ayah dan ibu juga harus membuat anak nyaman, misalnya dengan menggendong.
Apin juga menyarankan agar orang tua mencari tahu penyebab demam dan melihat ada-tidaknya kegawatdaruratan. Bila sudah ada gejala penyerta, seperti flu atau pilek atau batuk, berarti sudah dapat diketahui penyebabnya, apakah karena common cold (salesma) atau flu.
"Apabila demamnya tidak jelas kita perlu cari tahu terlebih dahulu," tuturnya.
Andaikan selama tiga hari anak masih rewel walaupun sudah digendong atau diberikan minum, maka bisa diberikan antipiretik. Sebaliknya, bila sudah tiga hari demam tidak ada tanda kegawatdaruratan, tidak jelas gejala penyerta lainnya, dan anak tetap aktif maka tidak perlu diberikan paracetamol sama sekali.
"Demam bukanlah suatu kondisi gawat darurat. Tidak perlu panik ketika anak demam," ungkapnya.
Bagaimana dengan antibiotik? Perlukah?
Apin menjelaskan antibiotik diberikan untuk mengobati infeksi bakteri. Jika penyebabnya adalah infeksi virus, maka tidak dibutuhkan antibiotik.
"Antibiotik justru berisiko membunuh bakteri-bakteri baik yang ada didalam tubuh manusia dan menyebabkan kerugian berupa potensi lahirnya bakteri-bakteri baru kebal antibiotik (resisten)," kata Apin yang juga penulis buku Orangtua Cermat Anak Sehat.