REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pihaknya memberikan bantuan dana Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk mahasiswa yang sebagian besar akan diberikan kepada mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta (PTS).
"Kami akan menambahkan jumlah penerima bantuan sebanyak 410.000 mahasiswa, dan mayoritas untuk mahasiswa PTS," ujar Nadiem dalam telekonferensi di Jakarta, Jumat (19/6)
Dia menjelaskan ruang lingkup Permendikbud 25/2020 adalah relaksasi UKT, dimana untuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pendanaannya berasal dari APBN.
"Kami merasa bahwa banyak sekali mahasiswa PTS yang sebenarnya sangat rentan, bisa tidak lulus atau tidak mampu membayar UKT dan akhirnya keluar sekolah. Dari sisi institusi PTS, pendanaannya mereka dari UKT mahasiswa. Bukan hanya mahasiswa yang rentan, tapi juga institusinya juga rentan," jelas Nadiem.
Nadiem menegaskan ruang lingkup Kemendikbud adalah sekolah dan perguruan tinggi baik swasta maupun negeri. Dengan demikian, harus ada perhatian pada PTS. Ia menyebutkan dari sisa anggaran beasiswa pendidikan tinggi 2020 sebesar Rp4,1 triliun, telah dialokasikan Rp1 triliun untuk dana bantuan UKT mahasiswa, yang terutama akan dimanfaatkan mahasiswa PTS.
"Dana bantuan ini akan diberikan kepada mereka yang sedang kuliah, namun bukan pemegang KIP Kuliah. Ini adalah untuk mahasiswa yang sedang berada di semester tertentu perguruan tinggi dan dengan kondisi keuangan yang rentan karena terkena dampak pandemi," jelas dia.
Kriteria mahasiswa yang dapat menerima bantuan UKT yakni kendala finansial (orang tua atau penanggung biaya kuliah mengalami kendala finansial dan tidak sanggup membayar UKT semester ganjil 2020), status beasiswa (tidak sedang dibiayai oleh program KIP Kuliah atau prorgam beasiswa lainnya yang membiayai UKT secara penuh atau sebagian), dan jenjang kuliah (mahasiswa PTS dan PTS yang sedang menjalankan perkuliahan di semester tiga, lima dan tujuh pada 2020).