Jumat 19 Jun 2020 22:42 WIB

Network Sharing Dinilai Masih Sulit Dilaksanakan

Network sharing berpotensi menimbulkan persaingan usaha tak sehat.

Rep: Rahayu Marini Hakim/ Red: Karta Raharja Ucu
Menara BTS (ilustrasi)
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Menara BTS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel), Muhammad Arif Angga, mengatakan, mekanisme network sharing atau berbagi jaringan di industri telekomunikasi sudah berjalan sangat baik yakni di perangkat telekomunikasi pasif seperti tower atau menara telekomunkasi dan ducting. Sharing ini dinilai menghemat Capex.

Namun, menurut Angga, penerapan network sharing antara sesama penyelenggara jaringan masih sulit dilaksanakan karena mereka berada pada pasar yang sama yaitu penyewaan jaringan. Justru, network sharing antar penyelenggara jaringan berpotensi menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat dan kanibalisme.

"Sekilas sharing itu menguntungkan bagi penggelaran jaringan karena tidak perlu investasi. Namun network sharing antara sesama penyelenggara jaringan berpotensi menimbulkan perebutan pangsa pasar yang sama. Sebab mereka berusaha di jalur dan pangsa pasar sama," kata Angga dalam keterangannya, Jumat (19/6).

Dikatakan Angga, kondisi sulitnya sharing juga dialami penyelenggara selular. Angga berkata, jika salah satu operator telah melakukan investasi besar-besaran, lalu diminta untuk melakukan sharing jaringan dan frekuensi di satu wilayah, maka ada potensi pangsa pasar penyelenggara selular tersebut digerus operator yang baru masuk dengan mekanisme sharing. Penyelenggara yang baru masuk, kata Angga, tentu akan melakukan promosi dan menjual harga yang murah atau bahkan di bawah harga produksi. Tujuannya tentu saja untuk mendapatkan market di tempat baru tersebut. Namun akibatnya akan terjadi persaingan yang tidak sehat dan saling kanibal.

"Sehingga network sharing itu tidak mudah juga bagi penyelenggara jaringan dan penyelenggara selular. Justru jika network sharing dilakukan dengan gegabah akan berpotensi saling membunuh antar penyelenggara jaringan. Operator yang baru masuk di suatu wilayah dengan network sharing akan melakukan perang harga. Berbeda dengan network sharing antara penyelenggara jaringan dengan penyelenggara jasa yang saat ini sudah berjalan dengan baik. Hal ini karena penyelenggara jasa hanya menyewa dari pemilik jaringan dan mereka tidak bersaing secara langsung," ujar Angga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement