Senin 22 Jun 2020 16:04 WIB

Tujuan Wisata yang Diincar Saat New Normal

Destinasi wisata yang dekat menjadi pilihan utama.

Warga beristirahat saat bersepeda di Alun-alun Utara Yogyakarta, Ahad (21/6). Berdasarkan riset Pegipegi, destinasi wisata domesti seperti Yogyakarta paling diincar masyarakat di era new normal.
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Warga beristirahat saat bersepeda di Alun-alun Utara Yogyakarta, Ahad (21/6). Berdasarkan riset Pegipegi, destinasi wisata domesti seperti Yogyakarta paling diincar masyarakat di era new normal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fase normal baru memberi harapan untuk pelancong yang rindu bertualang. Kondisinya namun akan jauh berbeda dibandingkan masa sebelum pandemi Covid-19.

Berdasarkan riset Pegipegi terhadap 900 responden di Indonesia, sebanyak 67 persen responden tertarik untuk bepergian di fase normal baru. Sisanya belum merencanakan perjalanan.

Baca Juga

Sebanyak 73 persen berencana bepergian dalam kurun dua bulan mendatang, dengan alasan keperluan keluarga (33 persen), melepas penat (26 persen) serta bisnis dan pendidikan.

Dalam riset tersebut, terungkap tujuan wisata yang diincar masyarakat Indonesia pada fase normal baru. Sebanyak 91 persen responden menjadikan destinasi domestik sebagai pilihan utama, kota Yogyakarta, Bandung dan Jakarta jadi pilihan utama.

Kota lain yang juga banyak dipilih adalah Surabaya, Bali, Semarang, Padang, Palembang, hingga Sabang. Sedangkan sedikitnya 9 persen lainnya memilih untuk jalan-jalan ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan beberapa negara lainnya seperti Arab Saudi, Australia, Korea, dan Belanda.

Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat memilih destinasi yang relatif lebih dekat dan mudah dijangkau pada situasi new normal. “Kami memahami masyarakat sejauh ini telah berusaha semaksimal mungkin untuk tetap di rumah dan menunda bepergian demi keamanan dan kesehatan bersama. Pada masa transisi ini kami melihat keinginan untuk bepergian mulai meningkat," kata Serlina Wijaya, Chief Marketing Officer Pegipegi, dalam siaran resmi, Senin (22/6).

Sementara moda transportasi yang dipilih pada fase normal baru didominasi pesawat (53 persen). Kemudian kendaraan pribadi (27 persen), kereta api (16 persen) disusul dengan bus (4 persen).

Setengah responden tertarik untuk menjelajahi wisata alam. Sementara 24 persen memilih wisata kuliner ketika tiba saatnya untuk kembali bepergian.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement