REPUBLIKA.CO.ID, Menurut teori yang kita dapatkan di bangku sekolah menengah pada malam hari saat kita tidur terjadilah proses penggantian sel-sel tubuh yang telah rusak karena terpakai oleh aktifitas sehari-hari. Sel-sel itu diganti oleh sel-sel baru yang diekstrak dari saripati makanan yang kita makan di hari itu.
Namun kata mantan bos saya orang Jepang, penggantian itu tidak pernah berjalan sempurna di mana selalu lebih banyak sel yang rusak terpakai daripada sel baru sebagai penggantinya, itu sebabnya seiring waktu berjalan kita akan semakin tua. Seandainya sel pengganti selalu lebih banyak atau minimal sama dengan sel yang rusak terpakai maka kita akan awet muda, demikian pendapat Mister Takashima yang orang Jepang.
Berapa sebetulnya kebutuhan gizi harian kita? Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 28 tahun 2019 telah mendeskripsikan tabelnya melalui golongan umur, bayi hingga umur 59 tahun. Saya tak hendak bertulisan ilmiah tetapi ada baiknya kita ambil contoh kebutuhan gizi harian untuk umur 30–64 tahun laki-laki sesuai PMK 28/2012: vitamin A RE (650), vitamin D mcg (15), vitamin mcg (15), vit K mcg (65), vitamin B1 mg (1.2), vitamin B2 mg (1.3), vitamin B3 mg (16), vitamin B5-Pantotenat-mg (5.0), vitamin B6 mg(1.7), folat mcg (400), vitamin B12 mcg (4.0), biotin mcg (30), kolin mg (550), vitamin C mg (90).
Di samping itu tentu harus kita kurangi asupan kolesterol, gula glukosa, nikotin, alkohol, essen, garam, micin, semua zat pengawet dan seterusnya. Penambahan sayuran dan buah buahan akan lebih bermanfaat tentunya.
Jadi secara teori jika kita mampu mengkonsumsi makanan dengan komposisi gizi diatas dan mengurangi konsumsi zat yang tidak bermanfaat bagi tubuh maka kita akan awet muda. Maksudnya biarpun waktu berjalan terus tetapi proses pelemahan semua sistem tubuh kita akan berjalan lambat, ini yang disebut awet muda.
Mengapa kita ingin awet muda? Ada seribu satu alasan. Alasan paling logis adalah agar kita tetap kuat beribadah dan berdakwah, sehat untuk semua aktifitas, sementara alasan lainnya sebaiknya tak perlu kita ungkapkan di sini.
Tentu kita harus memperpanjang analisa kita dan kemudian kita menyimpulkan dalam bentuk daftar belanjaan, di mana keseluruhan sumber gizi di atas direalisasi menjadi berbagai nama makanan, minuman, dan buah-buahan yang tentunya disesuaikan dengan ketersediaannya baik di pasar tradisional ataupun supermarket yang lengkap di negara kita. Daftar itu pasti panjang apalagi jika kita memasukkan komoditi alternatifnya.
Kemudian Mister Takashima meneruskan wejangannya, katanya semua kebutuhan gizi kita ada di ubi jalar, believe it or not: kalori, karbihidrat, protein, serat, lemak dan vitamin A,B1 (thiamin),B2 (tibovlalvin),B3 (niacin), B5 (panthetonic acid), B9 (folat) dan vitamin C, D, E, kalsium, zat besi, magnsium, fosfor, potassium, sodium dan seng (zinc). Jika yang kita makan adalah ubi jalar ungu kita akan memperoleh antosianin, zat untuk detoksifikasi,. Jumlah dan ukuran per satuan beratnya berapa silakan buka Google, di sana banyak jurnal-jurnal ilmiah tentang ini.