REPUBLIKA.CO.ID, Jika tiga puluh tahun lalu kita keliling dunia dalam paket tujuh hari menggunakan kapal pesiar, maka kita akan melihat kapal tersebut membawa tangki air bersih paling tidak seukuran tiga kali kolam renang olimpiade. Cadangan air itu untuk mencukupi kebutuhan seribu orang penumpangnya selama berlayar, mulai dari air minum, air untuk memasak makanan, cuci piring, mandi dan seterusnya. Otomatis kapal pesiar menjadi sangat berat dan memakan lebih banyak bahan bakar karena membawa ribuan ton air bersih.
Tapi sekarang sudah tidak begitu lagi sejak para ilmuwan menemukan teknologi desalinisasi air laut menjadi air tawar secara continuously processing. Sekarang ini hampir semua kapal laut yang mampu berlayar lama telah menggunakan teknologi itu, teknologi itu juga yang digunakan negara Israel untuk mencukupi kebutuhan konsumsi air bersih rakyatnya dan untuk mengairi pertaniannya.
Maka tak heran sekarang ini Israel (disebut-sebut) memiliki pertanian terbaik dunia yang sistem suplai air bersihnya dilakukan melalui sistem desalinisasi dari laut merah. Ada lima water desalinition plant yang terpasang di Israel, yang paling tua Eliat (1970), Ashkelon (2005), Palmachim (2007), Hadera (2009), dan terakhir Soreq (2013). Dari saluran water desalinisation itu Israel mampu menghasilkan 508 juta meter kubik air bersih untuk penduduknya dan pertaniannya.
Kita tidak akan menemukan water desalinisation di negeri kita karena adanya hujan, pegunungan dan hutan yang berfungsi sebagai tampungan air hujan. Kemudian air bersih itu keluar lewat jutaan mata air yang akhirnya mengalir menjadi sungai-sungai yang semakin membesar di saat sungai-sungai itu bergabung.
Pegunungan itu adalah sirkum pasifik dan mediterania yang menciptakan kawasan pegunungan, perbukitan dan dataran tinggi melalui proses geologis folding, sesar dan sesar pengangkatan hingga terciptanya intrusi magma yang menjadikan banyaknya gunung berapi di sabuk itu, sekaligus menciptakan cadangan air bermilyar-milyar meter kubik yang tidak pernah habis karena sepanjang tahun disirami air hujan pada setiap musimnya, itu semua menghasilkan sungai-sungai besar dengan air yang tak pernah habis.
Contoh yang paling dekat adalah rangkaian bendungan besar di Jawa Barat yang jika dilihat dari jalur aliran sungainya, maka berturut-turut bendungan Jatigede, Sumedang dengan membendung Sungai Cimanuk. Kemudian Waduk Saguling, Cirata dan Jatiluhur yang membendung aliran sungai Citarum. Total luas ke empat bendungan tersebut kurang lebih 26 ribu hektar dengan tampungan air kurang lebih 5.04 milyar meter kubik dan mampu mengairi sawah sekitar 1,8 juta hektar yang terbentang dari Indramayu, Cirebon, Sumedang, Purwakarta, Subang hingga ke Karawang. Daerah-daerah tersebut merupakan lumbung padi nasional dengan penanaman sepanjang tahun yang terairi oleh bendungan-bendungan tersebut secara terintgrasi.
Indonesia memiliki 496 waduk yang tersebar mulai dari Sulawesi, Nusa Tenggara, Pulau Jawa hingga Sumatra yang airnya bersumber dari sungai-sungai yang berawal dari sabuk pegunungan Pasifik dan Mediterania. Apakah Indonesia menjadi negara dengan pertanian terbaik dunia? Andai sekarang ini adalah tahun 2000-an awal mungkin Indonesia menjadi negara penghasil padi terbesar dunia dengan hasil panen swasembada surplus ekspor.
Pada 2020 dengan jumlah penduduk bumi mencapai lebih dari 8 milyar jiwa yang kesemuanya mengkonsumsi apa pun hasil pertanian, sehingga di abad millenial ini segala sesuatu diukur dari energy using, green environment, distribution and solution system, contohnya Israel tadi yang mengusahakan pertanian melalui water desalinisation, mereka tidak mau terus-terusan mengimpor dan mulai berideologi pertanian padang pasir.
Saya jadi teringat cerita bos saya bahwa di negerinya makanan hangat adalah sebuah kemewahan. Di musim dingin mereka makan Dang Myun, itu bihun yang terbuat dari pati ubi jalar yang setelah dimasak kemudian disimpan pada lemari pendingin. Itulah sarapan mereka tiap pagi di musim dingin dengan menyiramkan jus kedelai, yang juga dingin, dan memakannya dengan sayuran kimchi.
Mereka bilang ke saya seandainya semua makan harus dimakan hangatkan terlebih di musim dingin, maka pembangkit energi di negara mereka tidak akan mampu untuk mencukupi keinginan rakyatnya mengkonsumsi makanan hangat setiap pagi.
Di Indonesia dengan 469 bendungan yang sebagian besar menjadi pembangkit listrik mampu menyalakan terus menerus tabung penghangat makanan, dispenser berpemanas, microwave dan sebagainya, semua diperoleh dari aliran air sungai yang dikelola untuk memutarkan turbin penghasil listrik. Dari Sabang hingga Merauke kita tidak akan menemukan nasi dingin di setiap rumah makan. Mungkin Indonesia bukan negara pertanian terbaik dunia, tapi Indonesia adalah negeri terbaik untuk tempat tinggal, dan kita harus bersyukur untuk itu.
PENGIRIM/PENULIS: Ahmed Joe Hara, Praktisi Pertanian dan Ketua Umum Asosiasi Agrobisnis Ubi Jalar Indonesia.