REPUBLIKA.CO.ID, JUNEAU -- Sebuah riset yang baru-baru ini dilakukan mendapati bahwa erupsi besar gunung Okmok di Alaska telah melenyapkan peradaban Roma kuno. Muntahan abu vulkanik gunung tersebut menutupi seluruh permukaan planet hingga menyebabkan menyebabkan pendinginan besar-besaran pada bumi.
Kondisi tersebut berdampak negatif pada musim panas Mediterranean hingga mengakibatkan kelaparan, tanaman mati dan cuaca yang sangat dingin di wilayah itu. Kondisi cuaca tersebut berperan dalam mengakhiri peradaban Republik Romawi yang mendahului Kekaisaran Romawi.
"Untuk menemukan bukti bahwa gunung berapi di sisi lain bumi meletus dan secara efektif berkontribusi pada runtuhnya Romawi dan Mesir serta kebangkitan Kekaisaran Romawi merupakan hal yang sangat menarik," kata penulis utama studi tersebut, Joe McConnell seperti diwartakan Fox News, Rabu (24/6).
Dia mengatakan, hal itu akan menjadi penghubung yang tepat atas apa yang terjadi pada dunia bahkan di 2.000 tahun yang lalu. Para peneliti menilai bahwa dua tahun setelah letusan Okmok merupakan salah satu masa terdingin di belahan bumi utara dalam 2.500 tahun terakhir.
Pasalnya, beberapa dekade berikutnya merupakan musim dingin terburuk keempat. Dimana musim panas dan gugur saat itu memiliki temperatur di bawah 10,5 derajat celcius.
McConnell mengatakan, kondisi cuaca demikian yang berlanjut hingga musim semi lantas membuat gagal panen sektor pertanian peradaban tersebut. Hal itu diperparah dengan kondisi politik yang pada akhirnya memberikan masalah pada pasokan pangan.
"Temuan ini memberikan kredibilitas pada laporan terkait cuaca dingin, kelaparan, kekurangan makanan dan penyakit yang dijelaskan oleh sumber-sumber kuno," kata arkeolog Universitas Oxford, Andrew Wilson.
Sebelumnya, temuan riset terkait roma kuno itu dilakukan McConnell dan para peneliti lainnya pada 2019 lalu. Saat itu mereka menemukan lapisan tephra atau abu vulkanik yang terawat baik dalam sampel inti es. Para peneliti kemudian menyelidiki lebih lanjut temuan itu.