Rabu 24 Jun 2020 17:38 WIB

Merawat Empati Menjaga Solidaritas

Semoga terlalu lama di rumah tidak mengikis rasa positif dan optimistis.

Optimistis (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Optimistis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Alcoa Inc, salah satu perusahaan pengolahan metal terbesar di Amerika Serikat dan sudah memiliki cabang di 10 negara lain. Seperti perusahaan lainnya, walaupun sudah berusia seabad lebih berdiri dengan berbagai macam pencapaian yang prestisius, mengalami fase “up and down” yang bervariasi.

Pada 1987 nilai saham mereka jatuh, sebagian investor panik, sebagian lainnya mengusulkan adanya perubahan manajemen dan kepemimpinan baru. Kisah ini seperti disampaikan dalam “The Power of Habit” karya Charles Duhigg.

Akhirnya terjawab pada Oktoeber 1987 saat Paul O’Neill menjabat sebagai pimpinan mereka yang baru. Sebagai bagian dari perkenalan kepada investor dan analis saham yang hadir, mereka berharap di pidato perdana ini mereka akan mendengar sampaian visi dan misi yang meyakinkan untuk membawa Alcoa keluar dari “lubang jarum” itu serta rangkaian program hebat untuk bisa kembali pada puncak kejayaan. Namun, apa yang dibicarakan O’Neill di podium itu?

“Saya ingin membicarakan kepada Anda tentang keamanan dan keselamatan para pekerja. Setiap tahun banyak para pekerja Alcoa yang cidera parah. Saya berniat menjadikan Alcoa sebagai perusahaan paling aman di Amerika. Saya berniat mengejar nol cidera.”

Para hadirin bingung dan saling bertatap di antara mereka. Sepertinya harapan tentang pidato menggelegar tentang kehebatan program baru yang mereka idam-idamkan nampaknya baru saja pupus. Karena alih-alih bicara tentang terobosan baru, malahan bicara hal yang membosankan.

Setelah acara sambutan tersebut, seperti diaba-aba, banyak di antara investor yang mencari telepon umum (saat itu belum ada gadget) untuk berdiskusi dengan klien mereka masing-masing seraya merekomendasikan agar menjual sahamnya, karena imbas tidak percayanya terhadap pimpinan baru ini.

Setahun setelah pidato itu. Seolah berbalik 180 derajat dari anggapan pidato perdana tadi, Alcoa malah mencapai rekor perolehan laba tertinggi.

Ketika O’Neill pensiun pada tahun 2000, pendapatan tahunan laba bersih lima kali lebih besar dibandingkan sewaktu ia tiba. Tidak hanya pencapaian itu, kapitalisasi pasarnya telah naik 27 milliar dollar. Semua peningkatan itu seiring dengan peningkatan status Alcoa sebagai perusahaan paling aman di dunia.

Bertahun-tahun telah berjalan, tidak ada laporan pegawai cidera karena melakukan pekerjaannya. O’Neill sendiri setelah pensiun dari Alcoa diminta oleh Presiden George W Bush untuk menjadi menteri keuangan.

Menarik mengamati kisah Alcoa ini dilihat dari sudut pandang “kebiasaan”. Selain dalam masa mendatang kita akan masuk pada fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau New Normal. Apa sesungguhnya yang dilakukan Paul O’Neill dkk mengubah perusahaan dengan raport keselamatan yang buruk, menjadi perusahaan yang sangat sehat, pertumbuhan laba yang mengagumkan, bahkan menjadi yang paling aman di seluruh bumi?

Pada dasarnya, manusia ataupun organisasi, adalah kumpulan kebiasaan yang tersusun setiap harinya. Namun di antara sekian banyak kebiasaan kita selama ini, ada yang dinamakan “kebiasaan kunci”.

Kebiasaan kunci ini akan memantik kebiasaan-kebiasaan lainnya sehingga bekerja sebagaimana harapan Anda. Begitu juga organisasi ataupun perusahaan sebesar Alcoa. Sebelum O’Neill menerima tawaran memimpin Alcoa, dilandasi atas analisisnya bahwa keselamatan pekerja menjadi kata kunci yang wajib menjadi regulasi utama dalam beroperasinya Alcoa di seluruh divisi.

O’Neill percaya sejumlah kebiasaan memiliki kekuatan untuk memulai reaksi berantai, mengubah kebiasaan-kebiasaan lain seraya menyebar ke seluruh organisasi. Singkat cerita, kebijakan tentang keamanan dan keselamatan pegawai, ternyata berimbas pada hal lain dan berdampak positif terhadap perusahaan, seperti supervisi yang lebih intens, jalur komunikasi yang dinamis, pemangkasan birokrasi dan tentu saja pekerja lebih semangat bekerja karena merasa diperhatikan lebih terkait kesehatannya.

Seperti diterangkan pada paragraf sebelumnya, inilah yang dimaksud kebiasaan kunci. Adanya masa pandemi yang membuat kita berdiam diri di rumah tersebab PSBB semenjak beberapa bulan lalu, mau tidak mau juga berimbas kepada cara kita melihat lingkungan sekitar yang telah lama mungkin tidak kita tengok.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement