Kamis 25 Jun 2020 03:55 WIB

Kak Seto: Kasih Sayang Jadi Kunci Pengembangan Karakter Anak

Orang tua perlu memberikan contoh keteladanan yang disampaikan dengan kasih sayang

Kak Seto mengatakan kunci mengembakan karakter anak dengan kasih sayang. (ilustrasi)
Foto: Republika/Zainur Mahsir Ramadhan
Kak Seto mengatakan kunci mengembakan karakter anak dengan kasih sayang. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi mengatakan kasih sayang merupakan kunci dan prinsip yang harus dikembangkan dalam pembangunan karakter anak.

"Jadi nomor satu adalah kasih sayang. Berikanlah keteladanan, contoh-contoh, lalu gali komunikasi yang efektif," kata dia dalam acara webinar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) bertema "Orang Tuaku Sahabat Terbaikku, dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada 23 Juli, Jakarta, Rabu (24/6).

Baca Juga

Ia mengatakan bahwa dalam membentuk karakter anak, orang tua perlu memberikan contoh keteladanan yang disampaikan dengan suasana penuh kasih sayang sehingga tercipta komunikasi yang efektif.

Minimnya keteladanan dalam keluarga karena orang tua yang terkadang sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sementara anak juga terus dituntut dengan banyak hal, kondisi tersebut akan mendorong anak untuk mencari media dan aktivitas lain untuk dapat melepaskan ketegangan yang mereka hadapi.

"Kadang-kadang anak diperlakukan seperti robot, harus begini dan begitu. Kadang-kadang sekolah harus membawa buku terlalu banyak, bawa koper, bawa ransel terlalu berat, PR bertumpuk di rumah, terlambat sedikit diomelin dan sebagainya. Akhirnya anak-anak sering pusing tujuh keliling dan menjadi fobia terhadap sekolah kemudian kabur, bolos dan lari ke gadget, dan juga mengembangkan perilaku kekerasan seperti bullying," katanya memberikan contoh.

Dampak dari kurangnya keteladanan orang tua dalam membangun karakter anak tersebut menyebabkan anak yang awalnya gembira menjadi gelisah, menjadi rendah diri. Anak-anak yang sebelumnya rajin belajar menjadi malas.

Kondisi semacam itu juga, katanya, dapat mendorong anak untuk mengembangkan perilaku menyimpang sampai melakukan aksi-aksi kenakalan remaja seperti tawuran, merokok, terjerat dalam penggunaan narkoba dan bahkan mengambil jalan pintas lainnya.

"Ini merupakan kekerasan terhadap anak dalam bidang pendidikan yang tentu tidak akan mendorong atau mengembangkan karakter-karakter yang positif," katanya.

Untuk itu, ia mendorong adanya kesadaran orang tua untuk mencegah perilaku menyimpang pada anak dengan berhenti melakukan kekerasan dalam mendidik anak.

Sebaliknya, orang tua perlu memberikan contoh keteladanan yang baik yang disampaikan dengan penuh kasih sayang, sehingga tercipta kondisi yang harmonis dan jalinan yang positif antara anak dan orang tua.

"Anak-anak kita arahkan untuk bersikap sopan dan santun, tidak mudah putus asa, rendah hati, penuh hormat, jujur, kreatif, disiplin dan sebagainya," katanya lebih lanjut.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement