REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, Universitas Islam Bandung (Unisba) menyelenggarakan kegiatan Pesantren Calon Sarjana & Bimbingan Karir secara online. Kegiatan pesantren tersebut, memang menjadi agenda rutin yang wajib diikuti seluruh mahasiswa Unisba sebelum menyelesaikan masa studinya.
Menurut Rektor Unisba, Edi Setiadi, sebanyak 1.402 mahasiswa turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pesantren Calon Sarjana Gelombang 3 Tahun Akademik 2019/2020 ini terbagi ke dalam tiga sesi dan berlangsung dari tanggal 22 Juni sampai 1 Juli 2020.
“Alhamdulillah walaupun dalam suasana Covid-19, kita masih bisa melaksanakan pesantren calon sarjana dengan jumlah peserta yang sangat banyak. Saya menyambut gembira pelaksanaan pesantren ini karena inilah typical seorang mujahid bahwa dakwah itu tidak harus terhalang oleh kendala,” ujar Edi Setiadi, saat memberikan sambutan dalam pesantren calon sarjana, Kamis (25/6).
Edi menilai, pelaksanaan kegiatan pesantren di tengah pandemi Covid-19 saat ini menunjukan bahwa Unisba masih menjadi kampus pejuang. Kegiatan pesantren calon sarjana, merupakan pemantapan atau sentuhan akhir Unisba dalam melahirkan lulusan yang berkarakter 3M (Mujahid, Mujtahid, Mujaddid).
Mahasiswa Unisba, kata dia, harus mengikuti pesantren untuk menanamkan ruhul islam dan menyiapkan kamampuan-kemampuan asasi dalam kehidupan beragama. Meskipun diselenggarakan secara online, beliau berharap para peserta dapat mengikuti segala materi yang diberikan secara optimal.
“Saya harap semua mahasiswa bisa mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh, bukan hanya menjadikannya sebagai syarat untuk lulus. Mungkin pesantren kali ini terasa berbeda karena diselenggarakan secara online, tapi Insya Allah jika kita niatnya ingin mencari ilmu, tujuannya akan tercapai," paparnya.
Rektor berpesan, lulusan Unisba harus mampu memberikan sentuhan-sentuhan positif dimanapun mereka akan berkhidmat. Menurutnya spirit 3 M harus selalu melekat dengan profesi apapun yang mereka jalani.
Sebagai lulusan perguruan tinggi berlabel islam, kata Edi, almuni Unisba harus tampil dan menunjukan bahwa mereka mampu menjadi khaira ummah (Umat terbaik). Dalam konsep Unisba, umat terbaik dapat diterjemahkan sebagai pribadi yang memiliki kompetensi tinggi dan berakhlakul kharimah.
Menurutnya, typical lulusan Unisba paling tidak harus memiliki minimal dua syarat, yaitu kompeten di bidang ilmu yang saudara tekuni dan berakhlakul kharimah. "Jika mampu mengamalkan dua hal tersebut, Insya Allah setelah jadi alumni, bisa membuktikan lulusan Unisba merupakan seorang pejuang, pekerja keras, peneliti, pemikir, dan inovator. Dengan demikian secara tidak langsung saudara sudah membesarkan Unisba,” katanya.
Edi mengatakan, walaupu proses pembalajaran dikakukan secara online, tapi Unisa terus berusaha mempertahankan kualitas. Unisba, selalu mengupdate sistem e-learning yang bagus agar kualitas pembelajaran bisa terjaga.
"Ada sistem baru melalui e-learning. Tak mengurangi SKS dan kualitas kuliah. Ini kami jaga dan monitoring oleh Warek I. Nanti, kualitas akan terlihat di evaluasi saat ujian sarjana," katanya.
Sementara menurut Ketua Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK) Unisba, Wildan Yahya, dalam pelaksanaan kegiatan Pesantren Calon Sarjana dan Bimbingan Karir, para peserta wajib melaporkan kehadirannya dalam setiap kegiatan melalui platform yang dimiliki Unisba yakni epesantren.unisba.ac.id. Selain digunakan untuk mengisi daftar hadir, portal tersebut juga dimanfaatkan mahasiswa untuk mengunduh materi dan mengirimkan resume kegiatan pesantren.
Wildan mengatakan, untuk kelas besar yang melibatkan seluruh peserta, LSIPK memanfaatkan aplikasi zoom yang dapat menampung hingga 500 partisipan. Sementara untuk kelas kecil, para peserta dibagi ke dalam 13 kelompok yang masing-masing dipandu oleh fasilitator sebagai host menggunakan room meeting terpisah.
“Dalam setiap kegiatan, kita mempercayakan fasilitator untuk mengabsen dan memantau kehadiran peserta. Jadi jika ada peserta yang tidak hadir atau tertidur saat materi berlangsung akan ditegur oleh fasilitator," katanya.
Kemudian, kata dia, bagi peserta yang kedapatan tiga kali absen saat kegiatan maka akan dianggap mengundurkan diri. Dalam pelaksanaan pesantren secara daring, Wildan mengaku mengalami hambatan seperti sulitnya memantau secara langsung praktek ibadah yang dilakukan oleh peserta.
Untuk menyiasati hal tersebut, kata dia, maka pihaknya memnita setiap peserta untuk mengirimkan laporan dalam beberapa tugas yang bersifat praktik. Kemudian, video tersebut akan direview oleh dosen pengajar dan dikoreksi secara langsung melalui video call jika terdapat kesalahan.
“Kesulitan yang kami hadapi yaitu pada saat praktik karena tidak bisa memantau secara langsung, seperti praktik shalat duduknya bagaimana, sujudnya bagaimana itu tidak bisa dilihat," katanya.
Oleh karena itu, dia meminta, peserta untuk merekam dan mengirimkan video mereka saat praktik shalat. "Jadi, setelah dikirim bisa kami koreksi apakah sudah benar tata caranya,” katanya.
Kegiatan Pesantren Calon Sarjana Gelombang 3 Tahun Akademik 2019/2020 diikuti 1.402 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi 265 orang, Syariah (226), Teknik (225), MIPA (241), Ekonomi dan Bisnis sebanyak (173), Psikologi (143), Hukum (83), Dakwah (34), Tarbiyah (11), dan Fakultas Kedokteran 1 orang.
Selama tiga melaksanakan kegiatan pesantren secara online, para peserta mendapat berbagai materi dari narasumber yang meliputi Materi Aktualisasi Ruhudin bagi Alumni , Memantapkan Aqidah , Placement Test Baca Tulis Al-Qur’an, Entrepreneurship ala Rasulullah, Program Studi Lanjut Melalui Optimalisasi Kerja Sama Unisba, Persiapan Menuju Dunia Kerja, Kiat Membuat Surat Lamaran (CV dan Wawancara), Kiat Menjadi Imam dan Khatib/ Penceramah, Kepemimpinan dalam Islam, Bimbingan Muslimah, Bagaimana Mengurus Jenazah Sesuai dengan Sunnah Rasul, Menangkap Peluang di Dunia Kerja, Fenomena Dunia Kerja Saat Ini, Praktek Menjadi Imam dan Khatib/ Penceramah 1, Praktek Menjadi Imam dan Khatib/ Penceramah 2, Motivasi “Meraih Hari Esok yang Lebih Baik”, Menggapai Hidup Bahagia, Parade Ceramah, Taffaqueh Fiddin 1, Taffaqueh Fiddin 2.