REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musibah pandemi Covid-19 mempunyai dampak buruk terhadap merosotnya ketahanan perekonomian masyarakat. Sekolah-sekolah negeri milik pemerintah, secara pembiayaan tidak terdampak secara langsung, karena gaji guru-guru dan operasional ditanggung oleh pemerintah.
“Sedangkan sekolah-sekolah swasta, termasuk sekolah-sekolah Islam, untuk gaji guru-guru dan operasional mengandalkan iuran SPP dari orang tua murid,” kata Ketua Umum Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI), H Mirdas Eka Yora Lc, Msi dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (27/6).
Ia menambahkan, musibah pandemi Covid-19 mempunyai dampak dalam berbagai hal, termasuk perekonomian masyarakat. Menurunnya ketahanan ekonomi masyarakat sangat dirasakan dampaknya oleh sekolah-sekolah swasta yang selama ini operasional dan penggajian guru/karyawan mengandalkan dari iuran orang tua murid.
“Kesulitan ini disampaikan oleh Yayasan-yaysan Pendidikan Islam dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam,” ungkapnya.
Yayasan-yayasan Sekolah Islam, terus berusaha mencari solusi terhadap permasalahan lembaga-lembaga pendidikan yang diselenggarakan. Bahkan berupaya menjalin dan membuat usaha yang bisa mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar dan orang tua murid. Tapi tentu banyak keterbatasan yang dimiliki, terutama masalah pendanaan.
“Di sinilah kami minta pemerintah baik dari tingkat pusat maupun daerah memperhatikan sekolah-sekolah swasta untuk memberikan bantuan finansial agar dapat bertahan dalam menghadapi musibah pandemi Covid-19 yang sudah lebih dari tiga bulan,” ujar Mirdas.
Ia mengungkapkan, sekolah swasta dalam sejarah bangsa Indonesia bahkan telah ada sebelum berdirinya sekolah-sekolah negeri. Peran penting sekolah swasta dalam mendidik bangsa pun tidak diragukan lagi.
“Mereka telah berhasil membangun jejaring sekolah dari tingkat pendidikan rendah hingga pendidikan tinggi. Menjangkau masyarakat kaya sampai masyarakat termiskin, baik di kota maupun di plosok desa, bahkan sampai di perbatasan terluar dan sulit dijangkau,” tuturnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang bersumber dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, jumlah sekolah SD 148.673 (88,89% Negeri & 11,31% Swasta), SMP 39.637 (59,00% Negeri & 41,00% Swasta), SMA 13.692 (49,77% Negeri & 50,23% Swasta) dan SMK 14.064 (25,44% Negeri & 74,56% Swasta).
Adapun data Statistik dari Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, jumlah sekolah RA 29.842 (100% swasta), MI 25.593 (6,68% Negeri dan 93,32% Swasta), MTs 18176 (8,25% Negeri & 91,75% Swasta) dan MA 8.807 (9,11% Negeri dan 90,89% Swasta).
“Kita semua prihatin atas terjadinya musibah pandemi Covid-19 di berbagai negara, termasuk Indonesia. Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) terus mensosialisasikan dan menggerakkan sekolah-sekolah swasta, khususnya sekolah-sekolah Islam seluruh Indonesia untuk mentaati dan mendukung kebijakan Pemerintah, memberikan penyadaran kepada para penyelenggara dan masyarakat agar menyelengarakan pendidikan sesuai dengan protokol kesehatan,” kata Mirdas.