Kamis 02 Jul 2020 20:23 WIB

Penyederhanaan Kurikulum Jangan Menegasikan Mata Pelajaran

Penyederhanaan kurikulum misalnya merelaksasi kompetensi dasar pelajaran tertentu.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Indira Rezkisari
Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim (kiri) menilai penyederhanaan kurikulum khusus pandemi jangan sampai menegasikan mata pelajaran.
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim (kiri) menilai penyederhanaan kurikulum khusus pandemi jangan sampai menegasikan mata pelajaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai penyederhanaan kurikulum khusus pandemi jangan sampai menegasikan mata pelajaran. Wasekjen FSGI, Satriwan Salim mengatakan penegasian ini tentunya akan meresahkan guru mata pelajaran.

"Jangan sampai ini terjadi. Misalnya karena basisnya asesmen kompetensi minimum itu adalah tiga tadi, lalu nanti mata pelajaran yang berdiri sendiri kemudian diintegrasikan," kata Satriwan, pada Republika, Kamis (2/7).

Baca Juga

Ia menilai, apabila terjadi integrasi mata pelajaran dengan alasan penyederhanaan kurikulum, akan membuat guru-guru cemas. "Nanti khawatirnya misal mata pelajaran olah raga, agama, dan lain-lain itu bagaimana. Ada kekhawatiran ini dihilangkan," kata dia lagi.

Sejak awal, FSGI memang meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyusun kurikulum khusus pandemi. Namun, penyederhanaan yang dimaksudkan FSGI misalnya merelaksasi kompetensi dasar di mata pelajaran tertentu.

Sebab, Satriwan menjelaskan tidak semua mata pelajaran memiliki kompetensi dasar yang banyak. Selain itu, ia menambahkan, kurikulum yang disederhanakan juga perlu memikirkan agar bisa disesuaikan pada masing-masing sekolah. Kurikulum mestinya bisa mendukung fleksibilitas kontekstualisasi sekolah.

Menurut UU Sisdiknas Pasal 51, pembelajaran mestinya berdasarkan manajemen berbasis sekolah. "Bagaimana sekolah bisa mendesain, bagaimana format mata pelajaran di masa pandemi. Persoalan fleksibilitas atau kontekstualisasi inilah yang selama ini di Kurikulum 2013 belum terjadi," kata dia lagi.

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًاۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْۗ هٰذِهٖ نَاقَةُ اللّٰهِ لَكُمْ اٰيَةً فَذَرُوْهَا تَأْكُلْ فِيْٓ اَرْضِ اللّٰهِ وَلَا تَمَسُّوْهَا بِسُوْۤءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih.”

(QS. Al-A'raf ayat 73)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement