REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anak yang tidak lulus pendaftaran peserta didik baru (PPDB) di sekolah negeri kini sibuk mencari sekolah swasta. Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Bidang Pendidikan Retno Listyarti merekomendasikan empat tips memilih sekolah swasta.
Libatkan anak
Retno mengatakan, hal yang paling utama diperhatikan dalam memilih sekolah swasta terbaik ialah dengan tetap melibatkan anak. Pastikan ananda sepakat untuk menempuh pendidikan di sekolah tersebut.
Retno mengingatkan agar orang tua tak memaksakan kehendak pada anak. Jangan sampai anak merasa stres hingga tidak maksimal belajar di sekolah baru.
Orang tua harus mengajak anak bicara, terutama yang memasuki jenjang SMP dan SMA/SMK. Ayah dan ibu harus memastikan anaknya akan nyaman bersekolah di tempat tersebut, terutama anak-anak yang masih berusia balita atau setidaknya di bawah usia 12 tahun.
Profil sekolah
Sekolah swasta biasanya memang memberikan pilihan lebih spesifik, misalnya, berbasis agama atau menonjolkan keterampilan tertentu. Karena itu, pelajari dahulu mengenai profil sekolah swasta yang hendak dipilih.
"Sebenarnya, hal ini opsional, tergantung jenis sekolah yang diinginkan,” ujar Retno kepada Republika.co.id, Jumat (3/7).
Lihat lingkungan dan rekam jejak sekolah
Orang tua harus memperhatikan lingkungan sekolah. Tak ada salahnya mengamati secara langsung mengenai sistem belajar, interaksi siswa dengan guru, termasuk kegiatan anak-anak didik.
“Rekam jejak sekolah juga harus dijadikan pertimbangan para orang tua,” kata Retno.
Pertimbangkan jarak dan biaya sekolah swasta
Cari tahu sekolah swasta terdekat dulu. Selain jarak, cermati juga biayanya. Rata-rata, sekolah swasta mematok biaya pendidikan lebih mahal dibandingkan sekolah negeri yang mendapatkan tunjangan dari pemerintah pusat.
“Pastikan mengecek dulu soal biaya bulanan, sesuai dengan kemampuan membayar biaya pendidikan anak,” ujar Retno.