REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim memuji dua kepala sekolah yang menginspirasi dan merupakan cerminan guru penggerak yang sudah menerapkan kepemimpinan yang holistik dan berkelanjutan yakni Kepala Sekolah SDN 9 Masohi, Maluku Tengah, Mariance Wila Dida, dan Kepsek SMAN 1 Mandara, Bali, Nyoman Darta.
"Satu hal yang saya lihat dari cara bicara ibu An dan Pak Darta, berapa kali menyebut untuk anak, untuk anak, untuk anak ini salah satu benang merah yang saya tarik dari semua guru penggerak atau kepala sekolah penggerak, adalah orientasi kepada anak yang luar biasa, seperti obsesi," ujar Nadiem Makarim dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (4/7).
Dia menambahkan jika semua paradigma diarahkan untuk anak, maka hal yang dilakukan seperti pembelajaran menjadi jauh lebih jelas.
"Saya salut dan apresiasi kepada Ibu An dan Bapak Darta untuk menginspirasi bukan hanya komunitas sekitar sekolah itu, saya sebagai Menteri menjadi jauh lebih semangat, melihat aktivitas-aktivitas yang dilakukan Ibu An dan Pak Darta," ungkap Nadiem.
Sebelumnya, video profil dua kepala sekolah tersebut ditayangkan pada saat peluncuran kebijakan Merdeka Belajar episode V tentang Guru Penggerak. Guru Penggerak merupakan program yang berfokus pada dampak hasil belajar murid melalui pengembangan kepemimpinan dan pedagogi guru.
Dia mengatakan dari gambaran keberhasilan dua kepala sekolah tersebut diharapkan bisa memberikan semangat bagi seluruh guru untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan di Tanah Air.
Mariance Wila Dida atau An memimpin sekolah untuk bertransformasi sebagai sekolah ramah anak yang mendukung pembelajaran murid. Pada awalnya, An merasa skeptis bahwa murid bisa menjadi disiplin tanpa dipukul. Namun, setelah menjalani penerapan disiplin positif dan pembelajaran aktif berpusat pada murid, ia melihat dampak positif pada murid dan guru.
Saat ini, An adalah penggerak Komunitas Sekolah Ramah Anak di Maluku Tengah yang mendampingi sekolah-sekolah di Masohi untuk bertransformasi menjadi sekolah ramah anak. Hasilnya murid bisa menyelesaikan konflik tanpa kekerasan, saling menyapa, murid bersemangat, dan mandiri belajar.
Sementara, Nyoman Darta, mempunyai program unggulan yakni satu murid satu riset. Di sekolahnya, SMAN 1 Bali Mandara, Bali, mayoritas murid di sekolahnya berasal dari keluarga miskin, bahkan ada yang terindikasi tidak mengkonsumsi gizi yang cukup.
Dengan program unggulan satu murid satu riset, pengembangan guru di sekolah Pak Darta dilakukan melalui komunitas praktik dan membentuk komunitas guru berbagi, Darta juga rutin mendampingi guru-guru untuk terus mengembangkan diri dan saling membagi praktik. Hasilnya, murid-murid di sekolahnya bisa berkembang dengan baik dan meraih berbagai ribuan prestasi di bidang akademik dan non akademik dari tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, hingga internasional.
Sebanyak 97 persen alumni SMAN 1 Bali Mandara melanjutkan studi di universitas-universitas terbaik di Indonesia bahkan juga di mancanegara.