Kamis 09 Jul 2020 15:27 WIB

Festival Inovasi Disrupto Digelar Secara Virtual

Disrupto Fest tahun ini mengambil tema 'Exploration and Experimentation'.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Festival inovasi Disrupto Fest siap digelar secara virtual pada 17-18 Juli 2020.
Foto: Dok Disrupto Fest
Festival inovasi Disrupto Fest siap digelar secara virtual pada 17-18 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Disrupto Fest siap digelar pada 17-18 Juli 2020 dengan tema "Exploration and Experimentation". Festival tahunan yang berlangsung secara virtual itu menghadirkan inovator dunia yang menyajikan eksplorasi dan eksperimen untuk membantu kelangsungan hidup manusia di masa depan.

“Berangkat dari Visi Indonesia 2045 yang dicanangkan Presiden Joko Widodo bahwa pada 100 tahun kemerdekaan Indonesia nanti di 2045 kita harus mencapai posisi sebagai negara maju, maka dibutuhkan upaya segala industri dan sektor kehidupan untuk berubah menuju arah yang lebih baik,” ungkap CEO dan Partner dari Disrupto, Gupta Sitorus.

Baca Juga

Menurut Gupta, salah satu langkah penting yang perlu dilakukan adalah terus mengeksplorasi seluruh ruang pikiran dan berbagai potensi inovasi yang ada di negara ini dan bereksperimentasi dengan segala kemungkinan. “Atas dasar itu Exploration Experimentation menjadi tema besar yang dibahas pada Disrupto Fest 2020,” ungkapnya.

Festival teknologi dan sains virtual tersebut akan memperlihatkan kemajuan teknologi dan sains yang telah dicapai manusia. Sekaligus membuktikan esensi keberadaan teknologi untuk membantu kelangsungan hidup manusia dan menjawab berbagai tantangan yang akan dihadapi manusia di masa depan.

Salah satu tantangan yang menjadi sorotan dalam festival yaitu prediksi pandemi lain di masa depan yang bisa lebih parah daripada Covid-19. Disrupto Fest 2020 menghadirkan para ilmuwan kaliber dunia seperti Mark Post yang akan bicara tentang daging buatan dari sel kultur dan inovator Nanshu Lu. 

Ada pula Ariel Ekblaw dari MIT Media Lab yang akan bicara tentang simulasi bermasyarakat di luar angkasa. Nama lain termasuk Cyril Diagne seorang artist-in-residence Google yang mengulas proyek aplikasi augmented reality dan Dean Ho dari The N.1 Institute of Health National University Singapore.

Hadir pula deretan inovator dalam negeri. Beberapa di antaranya Irene Agrivina dari XXLab Yogyakarta yang membuat tekstil dari bahan limbah tahu dan tempe, serta Sharlini Erliza Putri dari perusahan rintisan Nusantics yang bicara mengenai genomik dan visi manusia tinggal di luar angkasa.

Disrupto Fest 2020 rencananya akan dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny G Plate. Festival menyajikan penampilan musisi Tanah Air dengan genre musik eksploratif dan eksperimental seperti Goodnight Electric, Agatha Pricilla, Mantra Vutura, Tanayu, dan Adrian Khalif.

Festival virtual yang terbuka untuk umum ini menargetkan 200 ribu penonton dari berbagai kalangan. Diharapkan acara ini akan menjadi wadah untuk bertukar pikiran antara para inovator, pelaku ekonomi seperti usaha rintisan, korporasi, modal ventura, dan institusi keuangan lokal maupun global.

Co-founder Disrupto, Daniel Surya, mengatakan bahwa timnya sejak awal membangun Disrupto sebagai sebuah ekosistem pemikiran inovatif. "Dengan tujuan, untuk membangkitkan penemuan-penemuan mutakhir bagi kemajuan Indonesia dalam bidang teknologi, sains, bisnis, dan kehidupan bermasyarakat," kata Daniel lewat pernyataan resminya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement