Kamis 09 Jul 2020 18:32 WIB

Banyak OTG, Perkuat Daya Tahan Tubuh dengan Suplemen

OTG dapat menularkan virus corona tipe baru kepada orang yang lemah imunitasnya.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Suplemen (Ilustrasi). Tubuh memerlukan suplemen untuk memperkuat daya tahan terhadap penyakit.
Foto: VOA
Suplemen (Ilustrasi). Tubuh memerlukan suplemen untuk memperkuat daya tahan terhadap penyakit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr (Cand) dr Inggrid Tania MSi mengatakan, orang membutuhkan daya tahan tubuh yang kuat ketika sudah mulai beraktivitas secara terbatas saat pandemi Covid-19. Untuk itu, mereka harus menjaga asupan nutrisi yang lengkap dan bergizi seimbang.

"Istirahat cukup, cairan cukup, dan diikuti olahraga, kemudian hindari stres," tuturnya.

Baca Juga

Dengan kondisi aktivitas yang padat di era new normal, menurut Inggrid, dibutuhkan ekstra peningkatan daya tahan tubuh. Sebab, tubuh memang memerlukan tambahan suplemen dari luar.

"Salah satunya suplemen imunomodulator," ujarnya dalam acara Diskusi Online Imboost dengan tema Bagaimana Menyiapkan Kehidupan New Normal dengan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh, Kamis (9/7).

Imununomodulator adalah zat atau substansi yang dapat memengaruhi sistem imun. Artinya, sistem tubuh diaktivasi dan dimodulasi.

"Imunomodulator terbagi dua, yakni imunosupresan (yang berefek menekan) dan imunostimulan (berefek meningkatkan) respons imun," jelas Inggrid.

Ketika tubuh membutuhkan peningkatkan daya tahan tubuh, maka dibutuhkan imunomodulator yang bersifat imunostimulan atau imun booster. Suplemen ini akan meningkatkan aktivitas sel-sel imun tubuh.

Suplemen imunomodulator, menurut Inggrid, dapat meningkatkan kemampuan sel makrofag dalam melakukan fagositosis terhadap bakteri atau virus. Ada juga suplemen yang bisa mengendalikan aktivitas anti peradangan dengan menghambat enzim siklo-oksigenase. Di samping itu, ada pula yang bisa menstimulasi dengan meningkatkan produksi sitokin.

"Seperti itu contoh-contoh mekanisme kerja dari imunomodulator," ungkap Inggrid.

Menurut Inggrid, di masa new normal, orang tetap perlu mengonsumsi suplemen imunomodulator. Sebab, saat new normal, orang mulai beraktivitas dan tingkat stres tinggi, baik stres fisik maupun stress mental.

"Ketika kita berada di luar rumah maka kita semakin tidak terlindungi sehingga potensi tertular Covid-19 juga tinggi," paparnya.

Inggrid menjelaskan, imunomodulator bisa terbuat dari subtansi yang natural atau subtansi yang sitentik. Jika ingin mendapatkan perlindungan imun yang maksimal atau komplet, Inggrid menyarankan untuk mengonsumsi keduanya, baik yang imunomodulator yang natural contohnya Echinacea maupun yang sitentik.

"Contoh yang sitentik itu misalnya vitamin C, vitamin D. Kemudian, yang dari bahan natural, tentu saja akan lebih bagus, karena lebih ramah diterima oleh tubuh kita, harapannya lebih mudah diabsorpsi," katanya.

Konsumsi suplemen imunomodulator menjadi penting, karena saat PSBB diperlonggar, banyak orang, termasuk orang tanpa gejala (OTG) yang juga sama-sama beraktivitas. Inggrid menjelaskan, OTG ini sebenarnya positif Covid-19, namun tanpa gejala sehingga orang tersebut tak mengetahui bahwa dirinya membawa penyakit hingga menjalani tes PCR.

Walaupun tanpa gejala, tetap saja OTG memiliki potensi untuk menularkan orang di sekitarnya. Inggrid mengingatkan bahwa orang dengan daya tahan yang lemah bisa tertular. Gejalanya bervariasi, mulai dari ringan, sedang, atau bisa juga berat.

"Justru saat ini yang mengkhawatirkan itu banyak OTG. Di sinilah pentingnya menjaga daya tahan tubuh secara optimal, di samping kita menerapkan protokol kesehatan seperti cuci tangan, wajib pakai masker, dan jaga jarak," paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement