Ahad 12 Jul 2020 18:55 WIB

Cuitan Kontroversial Denny Siregar

Status Facebook Denny Siregar bikin heboh masyarakat Indonesia soal santri.

Rep: Retizen/ Red: Elba Damhuri
Massa menggelar aksi di depan Polresta Tasikmalaya, Kamis (2/7). Massa itu menuntut pernyataan Denny Siregar yang dianggap menghina para santri.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Massa menggelar aksi di depan Polresta Tasikmalaya, Kamis (2/7). Massa itu menuntut pernyataan Denny Siregar yang dianggap menghina para santri.

RETIZEN -- Pengirim: Yuni Auliana Putri*

Warganet akhir-akhir ini diramaikan dengan pembahasan soal status Facebook Denny Siregar seorang penulis dan pegiat sosial media. Pasalnya, pada status yang dibuatnya bernadakan 'ketidaksukaan' bahkan menjadi bisa menjadi sebuah fitnah. 

Status yg diunggah pada laman Facebook pada 27 Juni 2020 yang berjudul “ADEK2KU CALON TERORIS YG ABANG SAYANG”.

Dengan menggunakan foto ilustrasi santri yang memakai  atribut tauhid yang diketahui ternyata merupakan santri Pesantren Tahfidz Quran Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya.  

Foto tersebut diambil saat para santri mengikuti aksi damai 313 di depan Masjid Istiqlal Jakarta pada tahun 2019.Sontak, unggahan tersebut membuat Pesantren Tahfidz Qur’an Daarul Ilmi geram dan melaporkan Denny Siregar ke Polisi. 

Dikutip dari laman Republika.co.id, Koordinator FPP Wilayah Priangan Timur, KH Yusuf Roni meminta aparat penegak hukum dapat bertindak cepat dalam menangani kasus itu. Sebab, kasus itu telah membuat kegaduhan umat Islam dan nonmuslim. 

"Saya percaya pada kepolisian agar mengusut tuntas untuk kenyamanan dan keamanan bangsa Indonesia, khususnya Tasikmalaya. Kalau tidak segera diproses, kegaduhan tak akan berhenti, justru ini akan merembet ke masalah lain," kata dia, Ahad (5/7).

Entah apa yang ada dalam benak Bapak Denny Siregar tersebut dengan mengatakan (status FB nya) kepada adek-adek dalam foto ilustrasi dengan menyebut "calon teroris". 

Sungguh, ini merupakan hinaan dan fitnah. Atas dasar apa ia bisa mengatakan mereka sebagai "calon teroris". Apakah karena bendera atau sorban yang dikenakan bertuliskan kalimat "La ilaha Illallah" atau karena yang dipegang adalah bendera yg bertulis kalimat tersebut juga? Ataukah Bapak mengira itu bendera teroris atau bendera ISIS?

Astaghfirullah. Sungguh miris melihat fakta tersebut. Sebenarnya bukan kali ini saja bendera tuhid disebut sebagai bendera teroris atau bendera kelompok terlarang katanya. Sebelumnya pun ada beberapa tokoh yang mengucapkan hal yang serupa.

Meluruskan Pemahaman Bendera Tauhid 

Bendera yang bertuliskan kalimat Tauhid merupakan benderanya Rasulullah SAW. Bendera yang berwarna putih dengan tulisan yang berwarna hitam disebut  Al-Liwa, sedangkan yang berwarna hitam dengan tulisan yang berwarna putih disebut ar-Rayah.  Namun secara syar’i, al-liwa (jamak: al-alwiyah) dinamakan pula ar-rayah al-azhimah (panji agung), dikenal dengan bendera negara dan symbol kedudukan pemimpin. 

Jika kita mempelajari ke dalam sirah Nabawiyah, bendera Tauhid ini di junjung tinggi oleh Rasulullah SAW. Misalnya saja saat terjadi Perang Mut’ah, tiga Panglima perang yang dipilih Rasulullah SAW, mereka meninggikan Kalimat Tauhid, mereka tidak membiarkan bendera tersebut jatuh ke tanah.

Meskipun tangan kanan mereka putus karena sebatan pedang, tangan kiri masih berusaha untuk memegang erat bendera Tauhid.

Sampai kedua tangannya terputus pun, mereka tetap mempertahankannya sampai mereka saling bergantian memegang erat Bendera Tauhid tersebut sampai mereka mati dalam keadaan Syahid. Begitulah gambaran para sahabat dalam menjaga bendera tauhid.

Sikap inilah yang semestinya kita juga tunjukkan kepada bendera tauhid yaitu menjaganya bukan malah memfitah dengan  menyebutnya bendera teroris. Apalagi dalam bendera tersebut berisikan kalimat yang Agung “La ilaha Illallah Muhammad Rasulullah”.

Kalimat ini semestinya senantiasa kita perkuat dalam hati kita, kita ucapkan pun wajib kita buktikan dalam perbuatan kita yaitu dengan taat secara kaffah terhadap aturan yang Allah SWT turunkan.

*Pengirim: Yuni Auliana Putri, Aktivis Dakwah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement