Ahad 12 Jul 2020 19:36 WIB

Lindungi Generasi Muda dari Tontonan Rusak

Usamah bin Zaid saat usia muda 18 tahun mampu menjadi pemimpin pasukan besar

Rep: Retizen/ Red: Elba Damhuri
Mengganti Channel Televisi (ilustrasi)
Foto: Google
Mengganti Channel Televisi (ilustrasi)

RETIZEN -- Pengirim: Sulastri*

Televisi merupakan media yang banyak digandrungi masyarakat, mulai dari orang tua, remaja hingga anak-anak, merupakan penikmat tayangan televisi.

Namun penayangan sejumlah acara di tv justru banyak yang tak layak dikonsumsi oleh anak-anak. 

Seperti penayangan sinetron terbaru "Dari Jendela SMP" yang diadaptasi dari cerita novel karya Mira W disebuah stasiun tv swasta nasional masih menjadi perdebatan publik. 

Sejumlah warganet menilai cerita novel terlalu vulgar dan tidak pantas diangkat ke layar kaca lantaran terdapat kisah kehamilan diluar pernikahan pada seorang gadis belia.

Sinetron tersebut membawa kekhawatiran tersendiri bagi para orang tua. Pasalnya, film "Dari Jendela SMP" dapat merusak moral generasi bangsa hari ini. Di mana, sekolah yang harusnya menjadi tempat menimba ilmu, justru banyak diwarnai dengan percintaan. 

Miris, tayangan film hari ini dibalut dan dikemas begitu apik membuat terlena para penikmatnya. 

Lebih parah lagi karena terlalu larut dalam penghayatan tayangan, banyak diantara masyarakat yang diaplikasikan adegan tersebut dalam kehidupan mereka. 

Fakta di lapangan tidak sedikit anak usia SD telah mengenal pacaran, berdua-duaan, bahkan lebih dari itu.

Ini sangat disayangkan. Padahal generasi muda kita adalah penerus estafet perjuangan masa depan bangsa. 

Ditangan generasi mudalah ditentukan perjalanan suatu bangsa. Apa jadinya kalau generasi muda kita telah bobrok moralnya dan miskin dari prestasi, akibat tontonan yang tidak mendidik. 

Generasi ini memang sudah sangat jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Bagaimana Sultan Alfatih remaja belia berusia 21 tahun yang merupakan penakluk kota Konstatinopel, kiprahnya mengharumkan seantero negeri Islam silam. 

Kemudian ada juga Usamah bin Zaid, saat usia 18 telah mampu menjadi pemimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat. Prestasi ini tak lepas dari didikan, peran dan edukasi yang mempuni.

Oleh karena itu, seyogianya negara harus lebih memperhatikan para generasi saat ini. Melindungi mereka dari berbagai tontonan yang merusak perilaku dan pikiran. Sehingga para generasi bisa tumbuh menjadi generasi yang cerdas dan berdaya saing tinggi. 

*Pengirim: Sulastri, Konda, Sulawesi Tenggara

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement