REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas di ibu kota Thailand, Bangkok, bersiap menggelar The 41st Bangkok International Motor Show, pameran otomotif tahunan yang telah ditunda dua kali akibat pandemi. Pameran itu, menurut penyelenggara, akan menunjukkan keberhasilan Thailand mengendalikan Covid-19.
Dari Detroit di Amerika Serikat sampai Jenewa di Swiss, pameran otomotif terpaksa batal diselenggarakan karena pandemi. Covid-19 pun membuat banyak orang ragu untuk kembali melanjutkan cara tradisional memasarkan otomotif.
The 41st Bangkok International Motor Showakan terbuka untuk pengunjung pada Rabu. Pameran itu berhasil terselenggara setelah sempat tertunda dua kali sejak Maret 2020.
"Ini lebih dari pameran otomotif, karena ini juga menunjukkan reputasi Thailand karena penyelenggara acara lain akan turut melihat," kata direktur pelaksana Grand Prix International, Prachin Eamlumno, sebagai merupakan penyelenggara pameran itu.
Menurut Eamlumno, Thailand pun akan jadi negara pertama yang menggelar pameran otomotif skala besar sejak Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Otoritas setempat mengumumkan tidak ada penularan Covid-19 lokal dalam tujuh pekan terakhir.
Pemerintah pun melonggarkan aturan pembatasan yang mulanya ditetapkan untuk menekan penularan. Langkah itu dibuat untuk menghidupkan kembali perekonomian di Thailand.
Thailand merupakan salah satu produsen otomotif utama di Asia Tenggara. Pameran otomotif pada tahun lalu di Thailand dikunjungi lebih dari satu juta orang.
Penyelenggara berjanji akan membatasi pengunjung pada tahun ini serta mengawasi mereka yang masuk ke ruang pameran. Dalam acara itu, 25 merek mobil, termasuk Ford dan Subaru, serta 22 perusahaan pembuat motor, akan memajang produk unggulan mereka.
Tiap tenda pameran akan punya pintu masuk dan keluarnya sendiri. Pengunjung juga diwajibkan memindai barcode QR di gawai mereka saat masuk ruang pameran, sementara pada acara tahun lalu, pengunjung dapat bebas keluar masuk ruangan. Petugas di tenda pameran juga akan mengenakan masker serta tameng wajah selama pameran yang berlangsung 15-26 Juli.
"Pemerintah mengizinkan kami menyelenggarakan acara ini, tetapi kami harus hati-hati," kata Prachin.