Rabu 15 Jul 2020 05:11 WIB

Perlu Bantuan Pihak Luar untuk Kembangkan Kopi Cupunagara

Perlu adanya bantuan dari pihak luar untuk mengembangkan kopi Cupunagara.

Ketua Bumdes Mukti Raharja, Risma Wahyuni Hidayat
Foto: Abdan Syakura
Ketua Bumdes Mukti Raharja, Risma Wahyuni Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Desa Cupunagara, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, mempunyai potensi pengembangan kopi yang bisa mengangkat kesejahteraan masyarakatnya. Namun, sayangnya banyak petani di desa yang berada di Pengunungan Nyalindung itu yang belum mempunyai pengetahuan secara baik dalam mengelola kopi, mulai dari proses pembibitan, panen hingga proses pascapanen.

Hal itu diakui oleh Kepala Desa Cupunagar, Wahidin Hidayat. Saat ditemui tim Ekspedisi Republikopi, Wahidin mengatakan kopi mulai dikembangkan secara intensif di wilayah Cupunagara pada tahun 2014. Dan hingga saat ini, sudah ada kurang lebih 100 hingga 150 hektar lahan kopi. 

Baca Juga

"Kami sebagai pemerintah desa (Pemdes) ingin menyejahterakan masyarakat, dalam hal ini petani kopi. Alhamdulillah, saat ini petani mulai merasakan hasilnya, melalui Bumdes yang membeli ceri dari petani kemudian diolah dan dijual," ujarnya, Selasa (15/7).

Wahidin melanjutkan, pemerintah Desa Cupunagara terus berupaya meningkatkan kapasitas petani, mulai dari sisi budidayanya maupun sisi proses pascapanennya. Namun, Wahidin mengakui perlu adanya dukungan dari pihak luar untuk membantu mengembangkan kopi asal Cupunagara.

"Alhamdulillah, kami telah menjalin kerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI), mudah-mudahan kerjasama ini bisa meningkatkan kapasitas petani dan kualitasnya. Kami mengajukan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan petani," katanya.

Wahidin mengatakan, pihaknya sangat berharap, kopi bisa membuka kerjasama antara Desa Cupunagara dengan BRI, agar bisa memberikan bantuan dalam mengembangkan potensi lain di desanya.

"Jadi kami harap ada kerjasama yang saling menguntungkan, banyak potensi yang ingin kita bangun, dan mudah-mudahan ada suport dan dorongan finansial dari pihak BRI," ujarnya.

Untuk diketahui, di Desa Cupunagara ada lembaga yang bertugas mengairahkan perekonomian masyarakat desa, bernama Bumdes Mukti Raharja. Bumdes juga bertugas mengangkat potensi dan produk unggulan desa. Terkait kopi, para petani bisa menjual hasil panennya kepada Bumdes, sebelum akhirnya badan itu menjual kembali kepada masyarakat di luar Desa Cupunagara.

Ketua Bumdes Mukti Raharja, Risma Wahyuni Hidayat mengatakan kehadiran Bumdes turun mengairahkan penanaman kopi di Desa Cupunagara. Selain itu, kehadiran Bumdes juga berhasil menghalau hadirnya tengkulak, yang bisa merugikan petani.

"Dengan adanya Bumdes, Bumdes punya kapasitas untuk mengelola dan menampung kopi dari petani. Harga jualnya juga sama dengan harga pasaran, sehingga petani lebih mudah menjual," katanya.

Risma juga turut mengakui jika pembinaan terhadap petani masih sangat kurang. Ia mengatakan, Bumdes hingga saat ini sifatnya baru hanya memberikan masukan kepada petani secara perorang, terkait bagaimana menanam dan memproses kopi.

Jadi belum berikan pelatihan secara formal, paling kalau ada petani yang jual ceri kita berikan sedikit edukasi. Tapi belum, kami belum memberikan pembinaan secara kelompok tani. Belum ada kapasistas, kapabilitas juga," jelasnya.

Risma melanjutkan, untuk itu bantuan dari pihak luar, seperti BRI yang sudah berkomitmen memberikan pendampingan kepada petani sangat penting. BRI melalui klaster kopi, akan memberikan pembinaan kepada para petani.

"Petani kami akan dibina oleh teman-teman dari BRI. BRI itu membangun suatu klastrer kopi, nanti akan bina petani, bagaimana agar hasil panen lebih bagus lagi," ucapnya.

Risma mengatakan,  sebab salah satu pengaruh kualitas kopi, ada pada green beannya. Selain itu, Risma juga yakin Kopi Canggah mampu menghadirkan kesejahteraan bagi para petani. "Sangat yakin sekali, dengan melihat potensi lahan di Cupunagara, semangat petani yangg terus menanam, saya yakin kopi bisa sejahterahkan masyarakat cupu negara," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement