REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Senin (13/7), sebanyak 120 relawan di Brisbane menerima dosis pertama dari imunisasi yang berpotensi menghindari dari penyakit akibat virus corona. Potensi vaksin ini dikembangkan oleh University of Queensland (UQ).
Dalam uji coba potensi vaksin ini, setiap orang akan disuntik dua dosis setiap empat minggu. Kemudian, akan diperiksa keamanan dan respons imun dari para relawan.
Relawan berusia dewasa yang sehat telah menerima dosis pertama vaksin mereka di klinik spesialis Brisbane, Nucleus Network, sebagai fase pertama dalam uji coba ini.
Helen Sullivan adalah salah satunya dan ia mengatakan mengajukan diri karena ingin membantu mengembalikan dunia menjadi normal.
"Saya merasa cukup nyaman untuk melakukan ini, [saya] tidak gugup sama sekali ... Saya merasa cukup yakin kita telah mengerjakan tugas kita dan kita berada di tangan yang aman."
Dia mengatakan potensi vaksin ini. Jika berhasil, juga akan membantunya untuk bisa mengunjungi kerabat yang tinggal di luar negeri sesegera mungkin.
"Saya tidak dapat mengunjungi keluarga saya di Austria … saya pikir penerbangan internasional tidak akan ada sampai kami memiliki vaksin, karenanya ini menjadi motivasi pribadi saya untuk terlibat dalam uji coba ini," katanya.
Hasilnya akan diumumkan September
Para peneliti akan mengukur reaksi yang timbul dan relawan yang terlibat. Relawan juga dimonitor selama 12 bulan lamanya.
Hasil awal dari uji coba ini diperkirakan akan diumumkan pada akhir bulan September mendatang.
Premier negara bagian Queensland, Annastacia Palaszczuk mengatakan, hari Senin ini menjadi "hari yang penuh semangat" bagi Queensland.
"Uji coba ini, yang dilakukan oleh UQ dan para ilmuwannya, tidak ada duanya."
Pemerintah Negara Bagian Queensland sebelumnya telah menginvestasikan 10 juta dolar AS untuk penelitian ini agar bisa dikembangkan secara cepat.
Memajukan proses produksi jutaan dosis lebih
Profesor Paul Young, salah satu pemimpin penelitian di University of Queensland mengatakan sulit untuk menentukan kapan tepatnya vaksin tersebut bisa selesai. Namun mereka berencana menyelesaikannya dalam jangka waktu 12 bulan.
"Rencananya, kami akan menyelesaikannya pada pertengahan tahun depan."
Dr Paul Young mengatakan uji coba ke manusia telah sesuai dengan periode pengujian pra-klinis yang telah dilakukan para peneliti sejak Februari.
"Uji coba sebelumnya telah menunjukkan bahwa vaksin ini di laboratorium telah efektif menetralisasi virus dan aman untuk disuntikkan ke manusia."
Dr Paul juga mengatakan kemitraan dengan perusahaan manufaktur berarti akan membuat vaksin bisa tersedia lebih awal. "Kita akan bersama-sama menahan nafas sambil menunggu proses uji coba ini berlangsung."
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Inovasi Kate Jones menggambarkan penelitian untuk menemukan vaksin ini sebagai "yang terdepan di dunia". "Keberhasilan penelitian kami membuat orang mengarahkan mata mereka ke Queensland," katanya.
"Vaksin kami yang dibuat di Queensland oleh warga Queensland dapat menyelamatkan jutaan nyawa di seluruh dunia."
sumber: https://www.abc.net.au/indonesian/2020-07-13/vaksin-covid-19-buatan-university-of-queensland-mulai-diuji-coba/12450480